Sebelum memulai pelajaran tatap muka  (PTM) ttterbatas tterlebih dahulu menyediakan kartu angka dan kartu huruf  yang telah di sertai gambar binatang agar siswa dapat belajar membaca nama binatang di kartu tersebut.

Kenapa menggunakan media kartu angka dan kartu huruf?
 
Karena kecenderungan siswa kelas satu masih senang bermain jadi agar menumbuhkan semangat anak untuk mau belajar  harus mengetahui apa yang anak-anak itu senangi tentunya bermain. Tetapi bermain itu harus bermakna, maka dibuatkan kartu huruf dan kartu angka.

Setelah dipraktekkan di sekolah anak-anak lebih mudah memahaminya, mereka  menjadi bersemangat untuk belajar berhitung dan membaca, kelaspun menjadi lebih semarak, hampir semua siswa berusahan untuk mejawab pertanyaan – pertanyaan  yang diberikan.

Adapun langkah-langkahnya adalah kartu yang sudah dibuat, kemudian dibagikan kepada siswa. Kemudian setiap siswa mendapatkan satu kartu, yang mana di dalam kartu tersebut sudah dibuat angkanya dan di belakang angka tersebut ditulis kata yang bertuliskan nama binatang dan gambarnya.

Lalu setelah itu memberikan pertanyaan-pertanyaan berupa hitungan di papan tulis dan anak berusaha mejawab dengan mengangkat tangan dan menunjukan angka yang dipegang adalah jumlah yang benar dari pertanyaan.

“Angka berapa ini anak-anak,”  kata guru.

“Tujuh bu,” jawab Qisya Shakela, sambil mengangkat angka tujuh.

Minta siswa maju ke depan kelas

Langkah selanjutnya adalah meminta siswa maju ke depan kelas. Agar mereka bersemangat untuk belajar membaca, meraka dipanggil secara acak beberapa siswa untuk maju ke depan.

Kegiatan tersebut tetap menggunakan protokol kesehatan seperti memakai masker dan juga untuk menjaga kesehatan siswa. Juga meminta mereka untuk menjaga jarak pada saat dipanggil ke depan.

Pada saat maju secara bergantian, mereka membawa kartu huruf yang bertuliskan binatang untuk mencoba membaca kartu tersebut.

“Ha-ri-ma-u,” kata Muhammad Syafik.

Nah, selain membacakan nama hewan, guru juga meminta siswa untuk menceritakan tentang hewan tersebut. Misalnya tentang gajah, semut, ular, dan lainnya. Agar mereka dapat menjelaskan lebih rinci mengenai hewan-hewan tersebut.

Dan mereka semua berhasil membaca kartu-kartu tersebut. Tentu saja ini pembelajaran yang menyenangkan.

Hanya dengan modal kardus bekas sudah dapat membuat media yang menyenangkan dan tentunya bermakna untuk siswa.

Jihan, salah seorang siswa, mengungkapkan rasa senang belajar dengan menggunakan media.

Ditanya apa yang membuat senang dengan pelajaran tersebut. Jihan menjawab.

“Jadi tahu bentuk hewan dan namanya juga,” ujarnya.

Kegiatan menggunakan media sederhana yang saya buat sendiri tersebut, saya dapatkan dari pelatihan Program PINTAR Tanoto Foundation.

Di akhir pembelajaran, pengajar membarikan penugasan kepada siswa untuk membuat cerita pendek yang ditulis di dalam kertas. Mereka diminta mencari tahu informasi tentang hewan tersebut kepada orangtuanya. Lalu menceritakan hewan itu secara lisan melalui pesan suara (voice) dan dikirim ke grup WA kelas.

Kesimpulan dengan media kartu angka dan kartu huruf  yang terbuat dari kertas kardus bekas siswa mampu belajar berhitung dan membaca di kelas satu.



Penulis Nurma S. Pd
Guru Kelas 1 SDN 005/V KUALA TUNGKAL/ Guru Mitra Program PINTAR Tanoto Foundation

 

Pewarta: Nurma S.Pd

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021