Pebalap World Superbike Scott Redding mengaku sangat menikmati membalap di Sirkuit Pertamina Mandalika di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat dan puas dapat menghibur para fan Indonesia.
Balapan perdana di Sirkuit Mandalika harus diundur setelah cuaca buruk memaksa panitia menjadwalkan ulang Race 1 ke Minggu pagi diikuti Race 2 pada sore harinya namun Tissot Superpole Race sepanjang 10 lap harus ditiadakan.
Pada penampilan pertamanya di Mandalika, pebalap tim Aruba.It Racing-Ducati tersebut tampil agresif di Race 1, merusak ritme para pebalap terdepan ketika berebut posisi pimpinan lomba dengan Jonathan Rea dan juara dunia baru Toprak Razgatlioglu demi satu tempat di podium.
Redding juga memberanikan diri tampil menekan di balapan basah Race 2 yang sempat ditunda satu jam setengah jam karena hujan deras dan finis lebih baik satu posisi sebagai runner-up di saat Rea tampil dominan meraih kemenangan keduanya di trek Mandalika.
"Saya berada di pitbox dan saya bilang saya tidak ingin tidak membalap, paling tidak mencoba karena ini di pengujung kejuaraan dan untuk semua fan Indonesia. Kita harus mencoba," kata Redding.
"Saya akan mencoba tikungan pertama dan melihat apa yang terjadi dan menyajikan pertunjukan. Saya biasanya konservatif tetapi tidak hari ini, saya banyak menyalip dan menyalip karena saya ingin menghibur. Saya kira Jonathan juga demikian," kata pebalap yang bakal pindah ke tim BMW Motorrad musim depan.
Redding mengaku terkejut trek sirkuit Mandalika tetap membuat ban melekat dengan grip yang banyak kendati tergenang air. Itulah mengapa para pebalap mampu tampil kencang di Race 2 yang basah.
"Ketika saya di belakang saya merasa lebih cepat lalu saya menyalipnya. Ketika dia di belakang, dia merasa lebih kencang lalu menyalip lagi, ini aneh," kata mantan pebalap MotoGP itu.
"Tapi saya rasa itu karena kami beradaptasi di setiap lapnya dan luar biasa menyelesaikan balapan dengan cara ini di akhir musim.
"Mungkin salah satu pertarungan terbaik yang pernah saya jalani khususnya di kondisi hujan. Saya sangat senang menjalani balapan ini.
"Treknya memiliki grip yang sangat banyak, jadi ini cukup mengasyikkan karena tidak banyak slide jadi Anda bisa tampil menekan sama halnya di kondisi kering.
"Apabila suhunya lebih rendah saya rasa trek ini memiliki grip yang banyak tapi hingga kini, ini balapan yang asyik di Mandalika."
Satu hal yang menjadi perhatian Redding adalah perlunya panitia memperbaiki saluran drainase sirkuit karena ketika hujan turun, air tidak cepat terbuang dan sejumlah trek terdapat genangan air.
"Trek ini dibangun dalam waktu yang cukup cepat. Ketika terburu-buru Anda sering membuat kesalahan, itu normal dan tentunya jangan berharap hujan, hujan deras seperti ini," kata dia.
"Drainase salah satu hal yang perlu ditingkatkan tapi kita masih belajar karena ketika kita melihat ke sini enam bulan lalu ini belum jadi apa-apa," kata Redding yang menutup musim di peringkat tiga klasemen itu setelah Razgatlioglu merebut titel juara dunia pertamanya mematahkan dominasi enam musim Rea.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021
Balapan perdana di Sirkuit Mandalika harus diundur setelah cuaca buruk memaksa panitia menjadwalkan ulang Race 1 ke Minggu pagi diikuti Race 2 pada sore harinya namun Tissot Superpole Race sepanjang 10 lap harus ditiadakan.
Pada penampilan pertamanya di Mandalika, pebalap tim Aruba.It Racing-Ducati tersebut tampil agresif di Race 1, merusak ritme para pebalap terdepan ketika berebut posisi pimpinan lomba dengan Jonathan Rea dan juara dunia baru Toprak Razgatlioglu demi satu tempat di podium.
Redding juga memberanikan diri tampil menekan di balapan basah Race 2 yang sempat ditunda satu jam setengah jam karena hujan deras dan finis lebih baik satu posisi sebagai runner-up di saat Rea tampil dominan meraih kemenangan keduanya di trek Mandalika.
"Saya berada di pitbox dan saya bilang saya tidak ingin tidak membalap, paling tidak mencoba karena ini di pengujung kejuaraan dan untuk semua fan Indonesia. Kita harus mencoba," kata Redding.
"Saya akan mencoba tikungan pertama dan melihat apa yang terjadi dan menyajikan pertunjukan. Saya biasanya konservatif tetapi tidak hari ini, saya banyak menyalip dan menyalip karena saya ingin menghibur. Saya kira Jonathan juga demikian," kata pebalap yang bakal pindah ke tim BMW Motorrad musim depan.
Redding mengaku terkejut trek sirkuit Mandalika tetap membuat ban melekat dengan grip yang banyak kendati tergenang air. Itulah mengapa para pebalap mampu tampil kencang di Race 2 yang basah.
"Ketika saya di belakang saya merasa lebih cepat lalu saya menyalipnya. Ketika dia di belakang, dia merasa lebih kencang lalu menyalip lagi, ini aneh," kata mantan pebalap MotoGP itu.
"Tapi saya rasa itu karena kami beradaptasi di setiap lapnya dan luar biasa menyelesaikan balapan dengan cara ini di akhir musim.
"Mungkin salah satu pertarungan terbaik yang pernah saya jalani khususnya di kondisi hujan. Saya sangat senang menjalani balapan ini.
"Treknya memiliki grip yang sangat banyak, jadi ini cukup mengasyikkan karena tidak banyak slide jadi Anda bisa tampil menekan sama halnya di kondisi kering.
"Apabila suhunya lebih rendah saya rasa trek ini memiliki grip yang banyak tapi hingga kini, ini balapan yang asyik di Mandalika."
Satu hal yang menjadi perhatian Redding adalah perlunya panitia memperbaiki saluran drainase sirkuit karena ketika hujan turun, air tidak cepat terbuang dan sejumlah trek terdapat genangan air.
"Trek ini dibangun dalam waktu yang cukup cepat. Ketika terburu-buru Anda sering membuat kesalahan, itu normal dan tentunya jangan berharap hujan, hujan deras seperti ini," kata dia.
"Drainase salah satu hal yang perlu ditingkatkan tapi kita masih belajar karena ketika kita melihat ke sini enam bulan lalu ini belum jadi apa-apa," kata Redding yang menutup musim di peringkat tiga klasemen itu setelah Razgatlioglu merebut titel juara dunia pertamanya mematahkan dominasi enam musim Rea.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021