Berawal dari adanya Pandemi, pembelajaran di sekolah  menjadi kurang efektif, karena pembelajaran hanya bisa dilakukan secara daring dan luring.

Hal ini menjadi tantangan besar bagi tenaga pendidik khususnya  yang tinggal di daerah pedesaan. Terkadang jaringan internet yang sulit, juga terbatasnya kuota internet.  Ditambah lagi sebagai guru honorer merasa pembelajaran menjadi sangat sulit karena tidak memiliki sarana pembelajaran yang memadai yakni hand phone android.

Selain itu karena ketidakmampuan dalam bidang tekhnologi dan informatika menggunakan laptop membuat pembelajaran semakin berat dilaksanakan.

Akibatnya harus melaksanakan pembelajaran secara luring yakni memberikan pembelajaran dengan berkunjung ke rumah rumah siswa bergantian setiap harinya, dengan menempuh jalan dengan jarak yang lumayan jauh, dan sebagian jalanya belum diaspal, masih tanah, apabila turun hujan jalanan menjadi sangat becek dan licin.

Meskipun pembelajaran sangat sulit kami di SD Negeri 199/VIII Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo Provinsi Jambi merasa sangat beruntung sekali, karena sekolah kami termasuk dalam Sekolah Mitra Tanoto Foundation. Melalui berbagai tahapan kegiatan pada Modul 1, Modul 2, dan Modul 3 saya merasa optimis untuk melaksanakan pembelajaran.

Fasda (Fasilitator Daerah)  mengajarkan untuk selalu optimis dan membuang semua kendala untuk tercapainya pembelajaran aktif. Lalu  berusaha menabung untuk membeli HP android, sehingga  bisa melaksanakan pembelajaran secara daring, tanpa harus memberi pembelajaran secara berkeliling. Dan sekarang saya sudah memulai membuat video pembelajaran yang menarik dan diunggah di Media Youtube.

Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada seluruh fasda (fasilitator daerah) dan fasnas (fasilitator nasional) dan seluruh team Tanoto Foundation yang telah memberikan Pembelajaran  melalui kegiatan sinkronus melalui Aplikasi zoom meeting dan asinkronus melalui LMS sehingga membuat  tenaga pendidik mampu memberikan pembelajaran aktif dengan praktik baik. Selain itu sekolah menjadi lebih cantik dan nyaman.

Dalam video tersebut kami menampilkan kondisi sekolah  dengan ornament dinding kelas yang menarik dan edukatif, ada pula pajangan siswa, dan memajang hasil karya siswa, lalu membuat pojok baca, serta melakukan pembelajaran dengan metode  Ilmiah.

Sekolah  sekarang sudah mulai pembelajaran dengan tatap muka, walaupun masih dibagi 2 sift, yaitu pagi dan siang, dan kami pun bisa melaksanakan metode pembelajaran secara langsung yaitu menerapkan pembelajaran yang menarik khususnya saya pribadi mulai melaksanakan pembelajaran Kerja Ilmiah dalam pembelajaran IPA SD.


Pembelajaran melalui Kerja Ilmiah dalam Pembelajaran IPA SD Tanoto Foundation adalah pembelajaran yang berbasis ilmiah dengan menggunakan praktik secara ilmiah.  Tujuannya adalah untuk meningkatkan minat belajar anak, membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, siswa menjadi aktif dan bersemangat sehingga mendapatkan hasil pembelajaran yang baik. Adapun metode pembelajaran di antaranya yaitu hipotesis dan eksperimen.

Hipotesis Dan Eksperimen

Hipotesis menurut KBBI atau anggapan dasar adalah jawaban sementara terhadap masalah yng masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.

Eksperimen menurut Tamir (1991:14) adalah cara penyajian pelajaran melalui percobaan untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu.

Jadi metode hipotesis dan metode eksperimen adalah paket pembelajaran  ilmiah yang menarik bisa meningkatkan minat belajar siswa untuk lebih aktif. Adapun pembelajaran yang kami terapkan di sekolah  yaitu dimulai dengan pembelajaran dengan metode hipotesis dengan menggunakan Lembar Kerja siswa yang di dalamnya terdapat beberapa tahapan diantaranya: bertanya, berhipotesis/Dugaan sementara, menganalisis hasil, dan menyimpulkan.

Berikut link contoh praktik pembelajaran di sekolah saya dengan menggunakan metode hipotesis  https://youtu.be/r-eRwk-16oY.

Pada video tersebut menceritakan proses pembelajaran dengan metode hipotesis perkembangbiakan ayam. Dimana siswa diminta untuk mengamati perkembangbiakan   ayam untuk menjawab hipotesis apakah ayam termasuk hewan beranak atau bertelur dengan mengisi lembar kerja hipotesis.

Kemudian metode pembelajaran yang berikutnya adalah metode eksperimen, adapun eksperimen yang akan dilaksanakan adalah membuat es krim/Es lilin tanpa menggunakan Freezer, pada materi perpindahan panas.

Berikut Link Video praktik Eksperimen membuat es krim/es lilin tanpa freezer yang kami laksanakan https://youtu.be/7JpEpiLFpTs.

Pada Video tersebut siswa diminta untuk bereksperimen membuat es krim/ es lilin tanpa freezer, dengan mengisi Llembar kerja yang terdiri dari nama kelompok, alat dan bahan, langkah percobaan dan kesimpulan/ hasil.

Pada kedua metode tersebut yaitu metode hipotesis dan eksperimen siswa terlibat dalam konsep M I Ki R, yakni Mengalami dimana  siswa secara langsung mengalami proses pembelajaran dengan mengamati ayam dan mengamati alat dan bahan serta proses yang terjadi dalam eksperimen pembuatan es krim/ es lilin.

Kemudian interaksi yang mana siswa akan berinteraksi langsung dengan teman untuk berdiskusi, siswa pun juga berinteraksi langsung dengan guru dengan bertanyajawab seputar materi.

Komunikasi merupakan tahapan siswa akan di minta untuk mengkomunikasikan hasil pembelajaran secara tertulis melalui LK ( lembar Kerja) dan secara lisan melalui presentasi ke depan kelas.

Refleksi, siswa dan guru akan merefleksi pembelajaran, dimana letak kekurangan yang perlu diperbaiki dan dimana letak hal baik yang perlu ditingkatkan.




Oleh Desi Kurniatri, Guru Kelas V
SD Negeri 199/VIII Tegal Arum, Kec Rimbo Bujang, Kab. Tebo, Prov. Jambi

 

Pewarta: Desi Kurniatri

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021