Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jambi mengingatkan pemerintah daerah setempat untuk merespons dengan cepat surat edaran dari Kementerian Kesehatan terkait pencegahan dan antisipasi penyakit hepatitis akut misterius.
"Penyakit ini sudah memakan korban jiwa pada pasien anak di Jakarta, kita harus meningkatkan kewaspadaan, sebab Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun sudah menetapkan meningkatnya kasus hepatitis akut ini sebagai kejadian luar biasa (KLB)," kata Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi Pinto Jayanegara di Jambi, Senin.
Pinto menjelaskan peran Dinas Kesehatan Provinsi Jambi sangat penting dalam mengantisipasi kasus tersebut terjadi di Jambi. Terlebih Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022, Kementerian Kesehatan juga meminta peran aktif Pemerintah Daerah.
Dinkes Provinsi harus gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat, menekan penyebaran dengan mengimbau dan pencegahan sampai ke pelosok daerah di Provinsi Jambi.
Sosialisasi menjadi penting dilakukan sampai ke masyarakat. Bisa dengan melibatkan pengurus RT, RW, atau Kader PKK. Namun, materi yang disebarkan harus dibuat sejelas mungkin. "Kita tentu tidak mau membuat panik masyarakat yang baru mau bebas dari pandemi COVID-19," kata Pinto Jayanegara.
Pemerintah harus belajar dari pengalaman penyebaran COVID-19. Jangan sampai meremehkan penyakit yang baru menyebar, terlebih kali ini sasarannya adalah anak-anak.
Saat ini Kementerian Kesehatan masih melakukan investigasi terkait penyebab kejadian hepatitis akut tersebut melalui sejumlah pemeriksaan panel virus lengkap. Selama masa investigasi tersebut, DPRD Provinsi Jambi mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan berhati-hati serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat agar dapat terhindar dari penularan penyakit tersebut.
"Selama masa investigasi, kami harap masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang," kata Pinto Jayanegara.
Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), ada 169 kasus hepatitis akut di 11 negara di Eropa dan Amerika per 21 April 2022. Dengan rincian sebanyak 114 kasus hepatitis akut dilaporkan dari Inggris, Spanyol dan Israel melaporkan masing-masing 13 kasus dan 12 kasus hepatitis akut.
Amerika Serikat tercatat memiliki sembilan kasus hepatitis akut. Diikuti oleh Denmark, Irlandia, dan Belanda dengan kasus hepatitis akut masing-masing sebanyak enam kasus, lima kasus, dan empat kasus.
Norwegia dan Prancis melaporkan masing-masing sebanyak dua kasus hepatitis akut. Sementara itu, Rumania dan Belgia masing-masing melaporkan sebanyak satu kasus hepatitis akut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022
"Penyakit ini sudah memakan korban jiwa pada pasien anak di Jakarta, kita harus meningkatkan kewaspadaan, sebab Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun sudah menetapkan meningkatnya kasus hepatitis akut ini sebagai kejadian luar biasa (KLB)," kata Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi Pinto Jayanegara di Jambi, Senin.
Pinto menjelaskan peran Dinas Kesehatan Provinsi Jambi sangat penting dalam mengantisipasi kasus tersebut terjadi di Jambi. Terlebih Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022, Kementerian Kesehatan juga meminta peran aktif Pemerintah Daerah.
Dinkes Provinsi harus gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat, menekan penyebaran dengan mengimbau dan pencegahan sampai ke pelosok daerah di Provinsi Jambi.
Sosialisasi menjadi penting dilakukan sampai ke masyarakat. Bisa dengan melibatkan pengurus RT, RW, atau Kader PKK. Namun, materi yang disebarkan harus dibuat sejelas mungkin. "Kita tentu tidak mau membuat panik masyarakat yang baru mau bebas dari pandemi COVID-19," kata Pinto Jayanegara.
Pemerintah harus belajar dari pengalaman penyebaran COVID-19. Jangan sampai meremehkan penyakit yang baru menyebar, terlebih kali ini sasarannya adalah anak-anak.
Saat ini Kementerian Kesehatan masih melakukan investigasi terkait penyebab kejadian hepatitis akut tersebut melalui sejumlah pemeriksaan panel virus lengkap. Selama masa investigasi tersebut, DPRD Provinsi Jambi mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan berhati-hati serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat agar dapat terhindar dari penularan penyakit tersebut.
"Selama masa investigasi, kami harap masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang," kata Pinto Jayanegara.
Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), ada 169 kasus hepatitis akut di 11 negara di Eropa dan Amerika per 21 April 2022. Dengan rincian sebanyak 114 kasus hepatitis akut dilaporkan dari Inggris, Spanyol dan Israel melaporkan masing-masing 13 kasus dan 12 kasus hepatitis akut.
Amerika Serikat tercatat memiliki sembilan kasus hepatitis akut. Diikuti oleh Denmark, Irlandia, dan Belanda dengan kasus hepatitis akut masing-masing sebanyak enam kasus, lima kasus, dan empat kasus.
Norwegia dan Prancis melaporkan masing-masing sebanyak dua kasus hepatitis akut. Sementara itu, Rumania dan Belgia masing-masing melaporkan sebanyak satu kasus hepatitis akut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022