Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore melemah seiring indikasi bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve masih akan menaikkan suku bunga pada pertemuan bulan depan.
"Dolar AS mampu menguat terhadap sejumlah mata uang utama setelah pejabat Federal Reserve pada pertemuan Juli mengindikasikan bahwa mereka kemungkinan tidak akan mempertimbangkan untuk menarik kembali kenaikan suku bunga sampai inflasi turun secara substansial," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Rupiah melemah, tertekan rilis notulen The Fed dan perlambatan China
Namun terdapat keraguan terhadap komentar Gubernur The Fed Jerome Powell yang mengatakan pada pertemuan Juli bahwa dampak kenaikan suku bunga Fed hingga saat ini masih membangun dalam perekonomian.
Besarnya ekspektasi kenaikan suku bunga Fed berikutnya diperkirakan akan bergantung pada inflasi harga konsumen dan data pekerjaan untuk Agustus, yang akan dirilis sebelum pertemuan September.
Pelaku pasar masih nampak berspekulasi The Fed akan menaikkan suku bunga acuan kembali pada September mendatang. Walau pada notula rapat The Fed dini hari tadi menunjukkan sikap yang lebih dovish dari bank sentral, tetapi tidak menutup peluang kenaikan suku bunga.
Baca juga: Rupiah melemah di tengah peluang berkurangnya agresivitas The Fed
Mayoritas pelaku pasar masih menaruh harapan kenaikan suku bunga The Fed sebesar 50 basis poin pada September nanti.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.776 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.776 per dolar AS hingga Rp14.847 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis melemah ke posisi Rp14.822 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.767 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022