Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore masih menguat, jelang pidato Gubernur Federal Reserve (Fed) Jerome Powell dalam simposium ekonomi di Jackson Hole.
"Rupiah datar dengan pelaku pasar cenderung sidelined menunggu data inflasi Personal Consumption Expenditures atau PCE AS, disusul dengan pidato Powell di Jackson Hole," kata analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Sejumlah pengamat ekonomi menyebutkan ekspektasi pidato Powell malam nanti mungkin akan menyerukan dukungan pada kenaikan suku bunga pada September, walau tidak akan menyebutkan besarannya.
Hal itu sejalan dengan pernyataan para pejabat The Fed lainnya yang masih memandang perlunya kenaikan suku bunga untuk terus menekan inflasi di AS.
Baca juga: Rupiah menguat di tengah pasar tunggu pidato Gubernur Bank Sentral AS
Laporan inflasi Agustus AS menunjukkan penurunan, tetapi masih dipandang sebagai imbas langsung dari kenaikan suku bunga agresif The Fed dan bukan karena pulihnya ekonomi. Hal itu yang mendorong The Fed tetap perlu menjaga tingkat suku bunga tinggi untuk sementara waktu.
Powell pada pidato-pidato sebelumnya, mengindikasikan kenaikan hanya 25 basis poin pada pertemuan September mendatang, sedangkan banyak pejabat The Fed lainnya mengharapkan kenaikan setidaknya 50 basis poin.
"Di tengah absennya sentimen, dolar AS bergerak mixed terhadap mata uang lainnya," ujar Lukman.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.798 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.794 per dolar AS hingga Rp14.827 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat menguat ke posisi Rp14.814 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.827 per dolar AS.
Baca juga: Dolar pertahankan kenaikan di Asia, saat pidato Powell kian mendekat