Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jambi berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Jambi memberikan edukasi keuangan kepada penyandang disabilitas di daerah tersebut yang dapat meningkatkan indeks literasi keuangan.

Wakil Wali Kota Jambi, Maulana, Senin, mengatakan pentingnya pemahaman jasa keuangan oleh seluruh masyarakat. Salah satunya, untuk menghindari pihak-pihak yang berniat buruk dengan melakukan penipuan berkedok pinjaman.

"Karena kami pemerintah Kota Jambi dengan berbagai program sudah memberikan berbagai macam akses dan kemudahan bagi keluarga yang menyandang disabilitas untuk memperkuat hal itu mereka juga perlu mendapat edukasi mengenai jasa keuangan, apa saja jenisnya dan kegunaannya," katanya.

Dia menerangkan, warga yang rentan disasar pelaku kejahatan keuangan salah satunya adalah yang rendah pemahamannya akan produk yang ditawarkan.

Selain itu, peningkatan literasi keuangan bagi penyandang disabilitas fisik sebagai wujud kesamaan hak tanpa ada diskriminasi kepada seluruh masyarakat.

“Hari ini OJK membuat kegiatan literasi dan edukasi keuangan, supaya tidak ada diskriminasi. Mereka juga warga masyarakat Kota Jambi, kita berikan hak yang sama," katanya.

Lebih lanjut, kata dia, penyandang disabilitas di Kota Jambi saat ini sudah menggunakan produk jasa keuangan. Salah satunya adalah produk tabungan. Namun ini harus diimbangi dengan indeks literasi keuangannya agar mereka lebih memahami manfaat dari tiap produk keuangan.

" Mereka juga banyak sebagai pengguna jasa keuangan, karena banyak juga bantuan yang ditransfer ke rekening mereka. Itu juga bagian dari inklusi jasa keuangan dan mereka harus paham. Oleh itu hari ini OJK dan tim memberikan edukasi dan literasi dan semoga memberi manfaat bagi mereka,” katanya menerangkan.

Sementara Deputi Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Jambi, Tri Reswanti menjelaskan, edukasi bertujuan untuk meningkatkan literasi dan pemahaman untuk produk-produk maupun layanan di industri jasa keuangan. Edukasi ini diberikan kepada 50 penyandang disabilitas dan 10 pendamping bekerjasama dengan Dinas Sosial Kota Jambi.

“Kemudian juga bisa memberikan manfaat, menguntungkan mereka terkait produk-produk jasa keuangan. Banyak juga program pemerintah, seperti KUR masyarakat penyandang disabilitas yang memiliki dunia usaha harapannya tidak ada diskriminasi untuk teman-teman penyandang disabilitas,” katanya.

Selain itu, juga bertujuan untuk meningkatkan capaian persentase terkait literasi dan inklusi keuangan di masyarakat. Pasalnya sampai saat ini literasi baru mencapai 36 persen sedangkan untuk inklusi keuangan sudah mencapai di angka 76 persen.

"Ini menandakan bahwa tingkat inklusi keuangan di masyarakat justru lebih tinggi dari literasi. Idealnya, tingkat literasi dan edukasi harus beriringan," katanya menjelaskan.

Dia menegaskan, jangan sampai, warga hanya menggunakan jasa keuangan tanpa memahami produk yang ditawarkan maupun yang sudah digunakan.

“Mereka sudah menggunakan produk, sudah memanfaatkan layanan tapi mereka belum tahu sebenarnya produk ini apa, manfaatnya untuk mereka apa, risikonya apa," katanya menambahkan.

Selain itu, literasi keuangan menjadi dibutuhkan untuk meminimalisir tawaran investasi bodong kepada penyandang disabilitas.

Pewarta: Tuyani

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022