Bank Indonesia Perwakilan Jambi melibatkan pondok pesantren dalam pengendalian inflasi pangan di daerah itu melalui penguatan ketahanan komoditas bahan pangan sejalan dengan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (Gernas PIP).

"Keterlibatan pondok pesantren dikarenakan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) memadai disana selain itu juga terdapat dukungan fasilitas bisnis (model bisnis yang dikembangkan internal ponpes)," kata Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Jambi, Mukti Rigowo di Jambi , Sabtu.

Selain itu, keterlibatan pondok pesantren dan santri pada pengendalian inflasi juga masuk dalam upaya Bank Indonesia Provinsi Jambi memperkuat pertumbuhan ekonomi syariah di daerah tersebut.

Lebih lanjut, kata dia bahwa itu juga seiring dengan peningkatan pangsa aktivitas usaha syariah melalui halal value chain (HVC) yang dinamis.

" Pelaku usaha HVC terdiri dari pesantren, UMKM dan kelompok masyarakat lainnya," katanya.

Selain itu, kata dia, keterlibatan ponpes pada program pengendalian inflasi, sekaligus menjadi perpanjangan tangan untuk edukasi inflasi kepada masyarakat dengan mempertimbangkan multiplier effect.

Saat ini sudah terdapat tiga pesantren yang dilibatkan dalam pengendalian ketersediaan bahan pangan di Jambi melalui bantuan bibit cabai yang dapat dikembangkan di lingkungan pesantren guna memenuhi ketersediaan bahan pangan penyumbang inflasi di Provinsi Jambi sehingga kestabilan harga cabai dapat diwujudkan.

Ketiga pondok pesantren tersebut yakni ponpes Asad Kota Jambi, ponpes An Nur Tangkit, Muarojambi dan ponpes Al-Muttaqin Ibru Muarojambi. Masing- masing ponpes mendapatkan 1.000 bibit cabai.

Dia menerangkan, dengan dilibatkannya para santri pada pengelolaan bisnis tersebut memacu kemandirian ekonomi pada pesantren dan melatih jiwa wirausaha santri sehingga juga dapat menjaga ekosistem ekonomi berbasis syariah.

 

Pewarta: Tuyani

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022