Harga emas melemah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), memperpanjang kerugian untuk hari ketiga berturut-turut, dan tetap berkubang di bawah level psikologis 1.650 dolar AS d tengah greenback yang lebih kuat karena pelaku pasar menunggu pertemuan penting Federal Reserve.
Emas berjangka turun tajam 20,80 dolar AS atau 1,25 persen menjadi 1.644,80 dolar AS pada Jumat (28/10/2022), setelah tergelincir 3,60 dolar AS atau 0,22 persen menjadi 1,665,60 dolar AS pada Kamis (27/10/2022), dan terangkat 11,20 dolar AS atau 0,68 persen menjadi 1.669,20 dolar AS pada Rabu (26/10/2022).
Dolar AS menguat tajam pada Senin (31/10/2022) dan mendapatkan kembali beberapa kekuatan yang hilang di awal bulan. Peningkatan ini didukung oleh ekspektasi kenaikan suku bunga super besar lainnya pada pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve pekan ini.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,7 persen menjadi 111,5280. Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga mengurangi daya tarik emas.
Pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve dimulai Selasa waktu setempat dan berakhir Rabu (2/11/2022).
Investor menunggu pernyataan Ketua Fed Jerome Powell pada pertemuan tersebut, serta tanda-tanda untuk mengkonfirmasi ekspektasi bahwa bank sentral akan beralih ke kenaikan suku bunga yang lebih kecil setelah kenaikan suku bunga yang diperkirakan sebesar 75 basis poin pada November.
Sementara itu, indeks manajer pembelian (PMI) Chicago terbaru, Chicago Business Barometer, turun menjadi 45,2 pada Oktober dari 45,7 pada September, memberikan emas beberapa dukungan dan menahannya dari kemerosotan lebih lanjut.
Logam mulia lainnya seperti perak dan platinum juga mengalami penurunan. Perak untuk pengiriman Desember turun 2,8 sen atau 0,15 persen, menjadi ditutup pada 19,119 dolar AS per ounce sedangkan Platinum untuk pengiriman Januari turun 19 dolar AS atau 2,00 persen, menjadi ditutup pada 930,10 dolar AS per ounce.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022