Chicago (ANTARA) - Harga emas meningkat tajam pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), berbalik menguat dari kerugian sesi sebelumnya dan kembali berada di atas level psikologis 1.800 dolar AS, karena greenback melemah setelah bank sentral Jepang (BoJ) secara tak terduga mengubah kebijakan moneternya.
Dolar AS melemah pada perdagangan Selasa (20/12/2022), di tengah penguatan yen Jepang dengan indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, merosot 0,69 persen menjadi 104,0110.
BoJ mengumumkan pada Selasa (20/12/2022) bahwa mereka akan melonggarkan kebijakan pengendalian ketat imbal hasil obligasi pemerintah, membuat yen Jepang melonjak terhadap dolar AS.
Bank sentral mengatakan akan meninjau kebijakan kontrol kurva imbal hasil dan memperluas rentang perdagangan untuk imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun dalam perubahan yang tidak terduga.
Pada jumpa pers pasca-pengumuman, Gubernur BoJ Kuroda berusaha menekankan bahwa perubahan itu "bukan kenaikan suku bunga," tetapi untuk meningkatkan fungsi pasar obligasi. Dia menegaskan kembali terlalu dini untuk membahas jalan keluar dari stimulus.
Investor juga khawatir tentang potensi resesi ekonomi AS.
Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan Selasa (20/12/2022) bahwa pembangunan rumah baru AS turun 0,5 persen disesuaikan secara musiman pada November menjadi 1,43 juta. Namun, izin bangunan untuk rumah baru anjlok 11,2 persen menjadi 1,34 juta pada November.
Investor sekarang menunggu data inflasi utama AS yang akan keluar pada Jumat (23/12/2022) untuk petunjuk kebijakan moneter Fed lebih lanjut.
Logam lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 1,072 dolar AS atau 4,62 persen, menjadi ditutup pada 24,271 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari terangkat 25,30 dolar AS atau 2,56 persen, menjadi menetap pada 1.013 dolar AS per ounce.