Pertemuan para pengusaha kelapa sawit tiga provinsi di Sumatera pada acara Andalas Forum III yang digelar di Jambi, mencoba mencari solusi menjaga keberlanjutan industri sawit sebagai komoditas strategis Indonesia yang ramah lingkungan.
Gubernur Jambi, Al Haris di Jambi Senin, membuka langsung acara Andalas Forum III Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) cabang Jambi, Sumatera Barat dan Bengkulu.
Al Haris mengatakan keberadaan perkebunan kelapa sawit di daerah, khususnya daerah terpencil cukup membantu meningkatkan ekonomi masyarakat dengan meningkatnya pembangunan sosial ekonomi masyarakat tersebut yang berdampak terhadap pengurangan kesenjangan antara penduduk di perkotaan dan perdesaan.
“Namun demikian, pembukaan perkebunan kelapa sawit secara luas dan tanpa memperhatikan aspek lingkungan tentunya akan memicu perubahan iklim global, oleh karena itu perlu menjadi perhatian bersama untuk mengendalikan kerentanan itu,” katanya.
Pada kesempatan itu, gubernur menyampaikan untuk bersiap-siap menghadapi krisis pangan, ketahanan pangan yang saat ini menjadi isu global, kelapa sawit sebagai penghasil sumber minyak sawit juga memiliki peran penting dan strategis sebagai komoditas sumber pangan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pemerintah Provinsi Jambi melalui Visi Jambi Maju, Aman, Nyaman, Tertib, Amanah, dan Profesional (Mantap) berkomitmen untuk melakukan penguatan ketahanan pangan melalui program prioritas peningkatan dan pengembangan sektor pertanian, ketahanan pangan, kelautan, dan perikanan dan peningkatan kualitas dan kelestarian lingkungan hidup serta mitigasi perubahan iklim.
“Hal tersebut sejalan dengan isu dunia saat ini yaitu pemanasan suhu global,” kata Al Haris.
Saat ini jumlah perusahaan perkebunan sawit di Provinsi Jambi yang saat ini berjumlah lebih dari 186 perusahaan dengan luas pengelolaan lahan 1.134.640 hektar dan tersebar di sembilan kabupaten ini menunjukkan besarnya potensi perkebunan sawit di Provinsi Jambi.
Untuk itu harus menjadi perhatian kita bersama untuk dapat mendorong hilirisasi pada produk kelapa sawit sehingga akan berdampak terhadap munculnya dampak ikutan baik berupa kebutuhan tenaga kerja maupun tumbuhnya ekonomi masyarakat.
“Saya berharap melalui forum ini menghasilkan pemikiran dan rekomendasi bagaimana menjalankan pengembangan perkebunan kelapa sawit dengan menerapkan prinsip penerapan perkebunan sawit berkelanjutan, baik aspek hukum, aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspek lingkungan,” kata Al Haris.
Sementara itu Ketua Panitia Andalas Forum III Edy Rusmawanto mengatakan andalas forum terselenggara dengan latar belakang pengukuhan pembentukan Andalas Forum oleh GAPKI cabang Se-Sumatera yaitu cabang Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Selatan dan Bengkulu.
“Salah satu tujuan pembentukan forum ini adalah untuk memajukan dan mengembangkan industri sawit sebagai pilar pembangunan nasional melalui kegiatan seminar, lokakarya, pelatihan dan pameran,” katanya.
Sedangkan Sekretaris GAPKI Cabang Jambi ini mengatakan, andalas forum III akan dilaksanakan selama dua hari 28-29 November 2022 dengan lingkup kegiatan berupa seminar, pameran dan UMKM.
Penyelenggaraan kali ini mengangkat tema Menjaga Keberlanjutan Industri Sawit Sebagai Komoditas Strategis Indonesia yang Ramah Lingkungan.
Dengan beberapa topik seminar mencakup materi yang akan membahas mengenai Industri kelapa sawit seperti pembiayaan, sumber daya alam, kelembagaan, dan isu-isu lingkungan, kebakaran lahan dan hutan, gambut, penggundulan hutan, pemberdayaan petani dan ketenagakerjaan.
Kegiatan Andalas Forum III adalah untuk mempromosikan Andalas Forum sebagai wadah bagi para pihak (stakeholder) industri sawit untuk bertemu muka, berdiskusi, saling berbagi informasi dan membuka jaringan (networking) untuk kepentingan industri kelapa sawit Indonesia yang berkelanjutan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Andalas Forum III di Jambi cari solusi industri sawit ramah lingkungan
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022