Teknologi di bidang kedokteran terus berkembang, tak terkecuali dalam penanganan pasien stroke, salah satunya teknik pemasangan koil (coiling) bagi pasien stroke.

Operasi pasien stroke tanpa pembedahan itu sebenarnya sudah biasa dilakukan di berbagai rumah sakit dunia, namun di Indonesia belum semua rumah sakit dapat menerapkan akibat terkendala kemampuan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana penunjang.

Bagi rumah sakit di kota-kota besar, coiling sudah jamak dilakukan. Akan tetapi, bagi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi, operasi pemasangan koil bagi pasien stroke masih bisa dihitung dengan jari.

Sebanyak tujuh dokter spesialis bedah saraf (neurologi) melakukan teknik coiling pada pasien penderita stroke yang mengalami pembengkakan pada pembuluh darah di otak pada 10 Februari lalu.

Tindakan medis itu dinyatakan berhasil sehingga RSUD Raden Mattaher semakin percaya diri untuk memberikan layanan coiling bagi pasien stroke di Jambi dan masyarakat Sumatera pada umumnya.

Operasi tersebut dilakukan oleh tujuh dokter spesialis, lima dokter di antaranya didatangkan dari RS Pusat Otak Nasional (PON) dan dua dokter lainnya dari RSUD Raden Mattaher Jambi.

Dokter yang didatangkan dari RS PON tersebut adalah dr. Bambang Tri Prasetyo Sp. S. FINS, dr. Dimas Rahmatisa, dr. Ricky Gusanto Kurniawan Sp. S, dr. Andi Wicaksono. Sementara Tim Dokter Spesialis Saraf dari RSUD Raden Mattaher Jambi adalah dr. Hendra Irawan Sp. S, FINS serta dr. Andi Wicaksono yang merupakan perwakilan dari Kemenkes.

Operasi yang dilakukan di RSUD Jambi tersebut merupakan program Pengampuan Stroke Nasional, yang diprogramkan oleh Kementerian Kesehatan.

Pemerintah mengharapkan rumah sakit yang memiliki SDM dan prasarana memadai seperti RSUD Jambi dapat melaksanakan teknik coiling dan memulai untuk membuka layanan tersebut.


Proses operasi

Operasi dimulai dengan proses anestesi pada pukul 08.32 WIB, lalu tindakan pada pukul 08.45 WIB, serta berakhir pada pukul 09.59 WIB.

Operasi tersebut dipimpin oleh dr. Bambang, yang sebelumnya pernah melakukan tindakan yang sama pada Indra Bekti (pembawa acara). Tindakan medis yang tersebut berlangsung sukses, yang antara lain ditandai bahwa pasca-operasi, pasien dalam keadaan stabil.

“Alhamdulillah operasi berlangsung dengan baik. Kami minta doa semuanya agar tidak terjadi hal-hal mengkhawatirkan  pada pasien, pasca-operasi ini,” kata dr. Bambang.

Menurutnya, kondisi pasien bisa dipastikan aman karena telah melewati masa kritis dalam 24 jam. Dalam 24 jam setelah tindakan dilaporkan tidak terjadi  pendarahan atau komplikasi lainnya maka pasien siap masuk dalam tahap pemulihan.

Tahap pemulihan, menurut dr Bambang, akan berlangsung kurang lebih selama 90 hari karena itu pasien diminta tidak beraktivitas seperti biasa dalam rentang waktu tersebut karena akan mengakibatkan drop dan munculnya komplikasi jika mengalami kelelahan.

Pada 6 hingga 12 bulan ke depan, pihaknya akan mengevaluasi kembali terhadap kondisi pasien tersebut.

Sementara itu, Tim dokter dari RSUD Raden Mattaher Jambi, dr. Hendra Irawan menyatakan tindakan medis pemasangan koil ini merupakan operasi pertama yang dilakukan tim dari RS PON untuk membantu RSUD melakukan tindakan coiling.

Sementara itu, bagi RSUD, operasi ini adalah yang keempat, kali ini mendapatkan bantuan Pengampuan Stroke Nasional dari Kemenkes.

Pada Februari 2023 ini, menurut dr. Bambang, pemerintah melalui Kemenkes telah mengeluarkan tarif baru sehingga operasi telah bisa dilaksanakan dengan menggunakan BPJS, meski tidak ditanggung secara keseluruhan pembiayaannya.

Sementara di Jambi, pembiayaan ditanggung secara keseluruhan oleh BPJS dan Pemprov Jambi sehingga pasien tidak mengeluarkan biaya tambahan.

Wakil Direktur Pelayanan RSUD Raden Mattaher dr. Anton Trihartanto, Sp.B, FINACS, mengatakan teknik coiling untuk mengatasi kelainan pada saraf otak yang dilakukan tanpa tindakan pembedahan.

Tim dokter akan memasukkan koil melalui akses pembuluh darah ke lokasi target sehingga darah tidak lagi masuk ke dalam kantong aneurisma yang pecah tersebut. Dengan tindakan ini, diharapkan tidak akan kembali mengalami pecah pembuluh darah.

Operasi ini sebenarnya sudah lama dilakukan di Indonesia, namun belum banyak dilakukan oleh banyak penderita stroke dan rumah sakit karena besarnya biaya yang dibutuhkan untuk melakukan tindakan tersebut, selain kendala SDM, sarana, dan prasaran di RS itu sendiri.

“(Tindakan) coiling gratis untuk masyarakat Jambi dan RSUD Raden Mattaher jadi proyek percontohan,” katanya.

Saat ini RSUD Raden Mattaher dinyatakan mampu melakukan tindakan operasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat penderita stroke tersebut.

Saat ini biaya juga tidak lagi menjadi persoalan karena Pemerintahan Provinsi Jambi menyanggupi membantu pembiayaan operasi pasien-pasien tersebut dengan kucuran dana dari program Gubernur Jambi Al Haris, yang dinamakan Dumisake.

Guna meningkatkan pelayanan, RS Raden Mattaher Jambi memberikan operasi coiling gratis bagi masyarakat Jambi.

Anton menambahkan bahwa BPJS juga memberikan kesepakatan untuk menutupi sebagian pembiayaan untuk operasi yang dilakukan.

“Jadi masyarakat penderita stroke yang menderita kelainan saraf tidak perlu takut melakukan coiling dengan alasan pembiayaan," ujarnya.

Pembagian tanggungani pembiayaan ini diatur melalui regulasi khusus dan regulasi BPJS.

Dalam kasus ini yang terpenting bukan untung rugi, melainkan bagaimana memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. "Untuk masyarakat Jambi gratis," kata Anton.

RSUD Raden Mattaher Jambi merupakan proyek percontohan karena termasuk salah satu dari dua rumah sakit yang memiliki pelayanan dan mampu melakukan operasi coiling di wilayah Sumatera. Di Sumatera hanya rumah sakit di Aceh dan di Jambi yang memiliki pelayanan serupa.

Menurut Anton, seluruh pasien di wilayah Sumatera bisa memanfaatkan layanan tersebut tanpa harus dirujuk lagi ke Ibu kota atau ke rumah sakit di luar negeri seperti selama ini.

Gubernur Jambi Al Haris menyatakan Pemerintah Provinsi Jambi berkomitmen membantu kesehatan warga khususnya di rumah sakit milik pemprov itu.

“Program Dimusake tidak tidak hanya untuk pembangunan atau bentuk fisik, tetapi bisa juga digunakan untuk program nonfisik termasuk kesehatan dan bidang lainnya," katanya.

Meski ada dukungan anggaran untuk pembiayaan tindakan medis, hal terbaik yang harus dilakukan warga Jambi yaitu menjaga gaya hidup sehat agar terhindar penyakit berbahaya tersebut.


















 

Pewarta: Nanang Mairiadi

Editor : Dolly Rosana


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2023