Nilai tukar dolar AS naik tipis terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena para pedagang melihat tidak ada terobosan langsung pada pembicaraan pagu utang AS, melihat data inflasi baru untuk gambaran yang lebih jelas tentang prospek ekonomi dan kemungkinan jalur pendakian suku bunga Federal Reserve.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama saingannya, memangkas kenaikan yang membawanya ke level tertinggi hampir satu minggu di awal sesi, dan terakhir terlihat di 101,63 atau naik 0,2 persen dalam perdagangan sore.

"Saya percaya kita akan melihat mungkin sedikit pandangan terbaik (pada plafon utang), hanya memastikan bahwa masing-masing pihak sedikit menjadi kaki tangan mereka," kata John Doyle, wakil presiden perdagangan dan transaksi di Monex USA .

"Jadi menurut saya kita tidak akan melakukan terobosan hari ini. Dan mungkin itulah mengapa dolar sedikit lebih kuat."

"Secara keseluruhan, dalam jangka panjang, kami melihat kesepakatan sudah selesai," katanya. "Kita pernah menonton film ini sebelumnya. Tapi kita tidak boleh meremehkan ancaman bahwa roda akan lepas. Ancaman itu selalu ada. Setelah Anda cukup bermain dengan api, pada akhirnya Anda bisa terbakar. Jadi sementara kita tidak melakukannya, Tidak berpikir bahwa itu skenario yang paling mungkin, kita tidak bisa sepenuhnya mengabaikannya."

Rilis data inflasi AS yang diawasi ketat pada Rabu kemungkinan akan mengatur suasana pasar, setelah data pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan minggu lalu.

Setiap perubahan kebijakan Federal Reserve harus ditimbang dengan latar belakang gejolak baru-baru ini di sektor perbankan AS dan kebuntuan politik di Washington ketika mengangkat plafon utang negara dan menghindari gagal bayar, kata para analis.

Survei triwulanan The Fed terhadap petugas pinjaman bank yang dirilis pada Senin (8/5/2023) menunjukkan bahwa kondisi kredit untuk bisnis dan rumah tangga AS terus mengetat pada awal tahun, kemungkinan besar karena kenaikan suku bunga.

Survei tersebut merupakan salah satu pengukuran sentimen pertama di sektor perbankan sejak kegagalan bank baru-baru ini, yang dipicu oleh kebangkrutan Silicon Valley Bank pada Maret.

Euro turun 0,39 persen menjadi 1,0962 dolar. Sterling tetap datar di 1,2620 dolar, menjelang pertemuan kebijakan bank sentral pada Kamis (11/5/2023).

"Sangat diharapkan bahwa kita akan mendapatkan kenaikan seperempat basis poin itu, dan kemudian kita akan melihat ke mana mereka pergi dari sana," kata Doyle.

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2023