Harga minyak turun di perdagangan Asia pada Kamis sore, karena para pedagang dengan hati-hati mengamati tanda-tanda kemajuan pembicaraan untuk menaikkan plafon utang AS, setelah melonjak hampir tiga persen di sesi sebelumnya karena optimisme atas permintaan bahan bakar AS.
Penurunan tajam persediaan bensin AS karena permintaan melonjak ke level tertinggi sejak 2021, dan optimisme seputar negosiasi atas plafon utang AS, membantu harga acuan minyak mentah menyelesaikan lebih dari dua dolar AS lebih tinggi pada Rabu (17/5/2023).
Presiden Joe Biden dan anggota kongres utama AS dari Partai Republik Kevin McCarthy pada Rabu (17/5/2023) menggarisbawahi tekad mereka untuk segera mencapai kesepakatan guna menaikkan plafon utang pemerintah federal sebesar 31,4 triliun dolar AS dan menghindari gagal bayar yang membawa bencana ekonomi.
Pada Kamis, investor "menunggu bukti lebih lanjut bahwa kesepakatan akan segera terjadi," kata Edward Moya, seorang analis di OANDA.
"Minyak mentah membutuhkan sinyal yang jelas bahwa ekonomi AS akan terhindar dari bencana ekonomi atau pemulihan China mulai meningkat," katanya.
Yang juga membebani harga adalah meningkatnya kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS.
Kekuatan data ekonomi AS untuk April, selain meningkatkan optimisme tentang negosiasi plafon utang dan kesehatan saham perbankan regional semalam telah memperkuat ekspektasi pasar akan kenaikan lebih lanjut, ANZ Research mengatakan dalam sebuah catatan pada Kamis.
Setelah kebuntuan selama berbulan-bulan, Biden dan McCarthy pada Selasa (16/5/2023) setuju untuk bernegosiasi secara langsung. Kesepakatan utang perlu dicapai dan disahkan oleh kedua kamar Kongres sebelum pemerintah kehabisan uang untuk membayar tagihannya paling cepat 1 Juni.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2023