Kementerian Keuangan dan Kementerian Kesehatan negara-negara anggota ASEAN menyepakati penguatan sektor keuangan untuk mendukung sektor kesehatan, terutama dalam mengantisipasi pandemi.
Diskusi tersebut membahas tentang kesenjangan kemampuan ekonomi negara dalam mengantisipasi dan merespons pandemi di kalangan negara anggota ASEAN.
Untuk itu, perlu adanya strategi modalitas investasi guna meningkatkan kontribusi dalam merespons keadaan darurat yang hadir akibat pandemi COVID-19 maupun pandemi lain yang mungkin muncul di masa mendatang.
Para Kemenkeu dan Kemenkes juga mendiskusikan pentingnya membangun pemulihan yang kokoh dengan meningkatkan sumber daya regional yang ada. Selain itu, juga memastikan sinergi dan interoperabilitas dengan upaya global, seperti pandemic fund yang diluncurkan pada saat Presidensi G20 Indonesia tahun lalu.
“Kami juga ingin memastikan bahwa Asia telah meningkatkan kesiapsiagaan pencegahan dan kapasitas respons terhadap potensi ancaman kesehatan masyarakat di masa depan yang disebabkan oleh penyakit menular yang baru muncul dan yang muncul kembali,” ujar Sri Mulyani.
Kemenkeu dan Kemenkes ASEAN juga menegaskan kembali komitmen untuk meningkatkan investasi nasional dalam kapasitas yang dimiliki dan mengeksplorasi pembiayaan inovatif lainnya, termasuk inisiatif bilateral dan multilateral, seperti bekerja sama dan terlibat dengan mitra internasional dan mitra pembangunan.
Mereka juga menyepakati percepatan perjanjian ASEAN Centre for Public Health Emergency and Emerging Diseases (ACPHEED) yang memiliki tujuan untuk mengumpulkan dana antisipasi pandemi.
Ke depannya, perjanjian tersebut juga direncanakan untuk bisa digunakan pada masalah kesehatan publik dan penyakit menular lain yang muncul.
Hasil dari pertemuan Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan ASEAN akan dilaporkan ke KTT ASEAN yang dilaksanakan pada 5 hingga 7 September 2023.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2023