Dinas Lingkungan Hidup setempat segera memasang alat pengukur indeks udara untuk memantau potensi dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Batanghari, Jambi, Selasa.

Karhutla merupakan peristiwa terbakarnya hutan dan lahan, baik secara alami maupun oleh perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan yang menimbulkan kerugian ekologi, ekonomi, sosial budaya dan politik.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tercatat sudah ada 105 hektare lahan yang terbakar di Kabupaten Batanghari. Selain kerusakan hutan akibat pembakaran, asap hasil karhutla tersebut juga berdampak bagi kesehatan masyarakat.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Batanghari Zamzami mengatakan pihaknya akan secepatnya memasang alat pengukur indeks udara tersebut.

"Untuk indeks udara sudah diminta bagian laboratorium untuk mengecek dan segera memasang alatnya, dalam beberapa hari nantinya bisa dilihat apa hasilnya," katanya.

Nantinya hasil laporan indeks udara tersebut nantinya dikirim oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) setiap tiga bulan sekali.

Namun, karena situasi Karhutla, pihaknya akan segera melakukan pemasangan alat dan pengecekan terhadap indeks udara di Kabupaten Batanghari.

"Akan segara kita pasang secepatnya, agar dapat memberikan warning lebih awal,"ujarnya.

Menurut dia, saat ini kualitas udara di Batanghari sudah mulai terkontaminasi asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang bisa mengganggu aktivitas masyarakat.

"Kalau kita lihat dari laporan karena sangat banyak terjadi kebakaran di daerah Batanghari. Apalagi saat ini masih dalam musim kemarau," tutupnya.

Baca juga: Kabupaten Batanghari masuk peringkat lima nasional untuk isu politik uang

Baca juga: Pemkab Batanghari buka 1.099 formasi PPPK tahun 2023

Baca juga: Polisi tangkap dua pelaku ilegal drilling di Batanghari
 

Pewarta: Riski Apriyani

Editor : Satyagraha


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2023