Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi mengapresiasi kinerja tim pengendalian inflasi daerah (TPID) menjaga kestabilan harga barang dan jasa untuk merespons capaian tingkat inflasi yang berada di posisi terendah se-Indonesia selama tiga bulan berturut-turut.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Jambi Mukti Rigowo di Jambi, Kamis, mengatakan bahwa tumbuhnya ekonomi Jambi juga didukung oleh kestabilan harga barang dan jasa yang tidak terlepas dari sinergi dan kolaborasi yang sangat baik serta dukungan penuh dari seluruh pimpinan daerah beserta jajaran dan pemangku kepentingan lainnya melalui berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan seperti high level meeting (HLM), rapat koordinasi, sidak pasar dan operasi pasar murah.
"Dampak nyata dari upaya tersebut, pada tahun 2023 ini Provinsi Jambi berhasil menempati tingkat inflasi terendah se-Indonesia selama tiga bulan berturut-turut," kata dia.
Pada Juli 2022 Provinsi Jambi pernah menempati posisi pertama secara nasional dengan tingkat inflasi tertinggi yaitu sebesar 8,55 persen (yoy). Meski demikian, berkat upaya dan sinergi bersama seluruh pemangku kepentingan melalui berbagai program dan kebijakan pengendalian inflasi yang berkelanjutan.
Inflasi di Provinsi Jambi berhasil turun secara perlahan dan sempat menempati predikat provinsi dengan inflasi terendah di Indonesia selama tiga bulan berturut yaitu Juni, Juli, dan Agustus 2023, sedangkan pada Oktober 2023 inflasi Jambi sebesar 2,43 persen (yoy) masih dalam koridor batas inflasi tertinggi.
Meski begitu, katanya, BI Jambi juga mengingatkan pemerintah setempat untuk memperhatikan tingkat inflasi pada akhir tahun agar sesuai dengan target pengendalian inflasi.
Bank Indonesia menyebutkan berdasarkan hasil pemetaan kuadran rerata andil inflasi (mtm) dan frekuensi 10 besar komoditas penyumbang inflasi dalam 3 tahun terakhir. Sebagian besar komoditas yang memberikan andil terbesar dan paling sering muncul menjadi 10 penyumbang inflasi terbesar berasal dari kelompok volatile foods.
Berdasarkan hasil tersebut, perhatian dan sinergi kebijakan pengendalian inflasi perlu diarahkan pada komoditas cabai merah, minyak goreng, angkutan udara, beras, daging ayam ras, dan bawang merah, kata dia.
Pihaknya menegaskan dalam mitigasi risiko inflasi hingga akhir tahun 2023, BI Jambi melanjutkan sinergi dengan pemerintah daerah, TPID, Satgas Pangan, serta tetap menjalankan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) guna menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan memastikan terbinanya komunikasi efektif dalam rangka pengendalian inflasi.
Baca juga: BI Jambi gelar pertemuan tahunan 2023 memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi daerah
Baca juga: BI berkomitmen perkuat posisi Indonesia di kancah internasional
Baca juga: BI: Volume transaksi QRIS capai 1,59 miliar
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2023
Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Jambi Mukti Rigowo di Jambi, Kamis, mengatakan bahwa tumbuhnya ekonomi Jambi juga didukung oleh kestabilan harga barang dan jasa yang tidak terlepas dari sinergi dan kolaborasi yang sangat baik serta dukungan penuh dari seluruh pimpinan daerah beserta jajaran dan pemangku kepentingan lainnya melalui berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan seperti high level meeting (HLM), rapat koordinasi, sidak pasar dan operasi pasar murah.
"Dampak nyata dari upaya tersebut, pada tahun 2023 ini Provinsi Jambi berhasil menempati tingkat inflasi terendah se-Indonesia selama tiga bulan berturut-turut," kata dia.
Pada Juli 2022 Provinsi Jambi pernah menempati posisi pertama secara nasional dengan tingkat inflasi tertinggi yaitu sebesar 8,55 persen (yoy). Meski demikian, berkat upaya dan sinergi bersama seluruh pemangku kepentingan melalui berbagai program dan kebijakan pengendalian inflasi yang berkelanjutan.
Inflasi di Provinsi Jambi berhasil turun secara perlahan dan sempat menempati predikat provinsi dengan inflasi terendah di Indonesia selama tiga bulan berturut yaitu Juni, Juli, dan Agustus 2023, sedangkan pada Oktober 2023 inflasi Jambi sebesar 2,43 persen (yoy) masih dalam koridor batas inflasi tertinggi.
Meski begitu, katanya, BI Jambi juga mengingatkan pemerintah setempat untuk memperhatikan tingkat inflasi pada akhir tahun agar sesuai dengan target pengendalian inflasi.
Bank Indonesia menyebutkan berdasarkan hasil pemetaan kuadran rerata andil inflasi (mtm) dan frekuensi 10 besar komoditas penyumbang inflasi dalam 3 tahun terakhir. Sebagian besar komoditas yang memberikan andil terbesar dan paling sering muncul menjadi 10 penyumbang inflasi terbesar berasal dari kelompok volatile foods.
Berdasarkan hasil tersebut, perhatian dan sinergi kebijakan pengendalian inflasi perlu diarahkan pada komoditas cabai merah, minyak goreng, angkutan udara, beras, daging ayam ras, dan bawang merah, kata dia.
Pihaknya menegaskan dalam mitigasi risiko inflasi hingga akhir tahun 2023, BI Jambi melanjutkan sinergi dengan pemerintah daerah, TPID, Satgas Pangan, serta tetap menjalankan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) guna menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan memastikan terbinanya komunikasi efektif dalam rangka pengendalian inflasi.
Baca juga: BI Jambi gelar pertemuan tahunan 2023 memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi daerah
Baca juga: BI berkomitmen perkuat posisi Indonesia di kancah internasional
Baca juga: BI: Volume transaksi QRIS capai 1,59 miliar
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2023