Jambi (ANTARA) - Badan Pusat Statistik mencatat bahwa ekonomi Provinsi Jambi triwulan I tahun 2021 terkontraksi sebesar 2,80 persen dari ekonomi Jambi triwulan sebelumnya.
"Dari sisi produksi kontraksi terdalam terjadi pada kategori transportasi dan pergudangan sebesar 6,60 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi Wahyudin di Jambi, Rabu.
Dari sisi pengeluaran, kontraksi ekonomi terdalam di daerah itu terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 65,25 persen.
Hampir semua kategori lapangan usaha di daerah itu mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif, kecuali kategori perdagangan besar dan eceran seperti reparasi mobil dan sepeda motor yang tumbuh 2,08 persen. Serta pengadaan listrik dan gas yang tumbuh sebesar 0,10 persen.
"PDRB Jambi triwulan I atas dasar harga berlaku mencapai Rp54,33 miliar dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp36,82 miliar," kata Wahyudin.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2020, ekonomi Jambi terkontraksi sebesar 0,33 persen. Kontraksi terjadi pada beberapa kategori lapangan usaha, dengan kontraksi terdalam terjadi pada kategori transportasi dan perdagangan sebesar 12,33 persen.
Sedangka dari sisi pengeluaran kontraksi terdalam terjadi pada komponen ekspor sebesar 11,13 persen.
"Share perekonomian jambi terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera sebesar 6,21 persen, lebih tinggi dibandingkan Provinsi Aceh yang hanya sebesar 4,76 persen," kata Wahyudin.