Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel mengatakan sinergi antarpihak memperkuat daya tahan terhadap ideologi radikal terorisme karena BNPT tidak mungkin bekerja sendiri untuk menanggulangi paham radikal tersebut.

"Pencegahan paham radikal terorisme adalah tugas semua pihak dan mustahil diwujudkan jika BNPT bekerja sendirian," kata Rycko saat bersilaturahim dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) dan Duta Damai Jawa Barat di Bandung, Jawa Barat, seperti dikutip dari keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Maka dari itu, Rycko berharap sinergi antara FKPT dan Duta Damai bisa diperkuat dan diintensifkan. Domain kerja FKPT dan Duta Damai berada di wilayah pencegahan, yaitu membangun kesiapsiagaan nasional, kontraradikalisasi, dan deradikalisasi.

Melalui berbagai program, FKPT dan Duta Damai perlu bekerja sama untuk membangun daya tahan publik terhadap ideologi radikal terorisme dengan membangun kesadaran di tengah masyarakat terhadap ideologi tersebut.

Bentuk sinergi itu, lanjut Rycko, bisa diwujudkan dalam bentuk seminar daring melalui siaran langsung media sosial yang dikelola Duta Damai.

Kemudian, dalam seminar tersebut, FKPT bidang keagamaan bisa mengisi siaran langsung media sosial dengan kajian keagamaan dalam upaya kontraradikalisasi.

Berbagai upaya tersebut merupakan bentuk edukasi kepada publik dan upaya pencegahan dini. Edukasi merupakan kata kunci untuk memberantas sel-sel jaringan terorisme.

Rycko menambahkan potensi radikalisasi yang masif menyasar tiga pihak, yaitu remaja, perempuan, dan anak-anak.

Ketiga pihak tersebut dinilai rentan karena strategi propaganda paham radikal terorisme berganti, dari awalnya menggunakan hard approach secara langsung, kini menjadi soft approach di berbagai platform media daring.

Kasus nol serangan teroris pada tahun 2023, tambahnya, tidak bisa dijadikan landasan untuk mengatakan bahwa Indonesia sudah aman dari ancaman berbagai kelompok radikal terorisme.

Kelompok remaja, perempuan, dan anak-anak sangat mudah dibujuk dengan menggunakan narasi yang dibalut jubah dan atribut-atribut keagamaan.

"Mereka (kelompok radikal terorisme) menggunakan tokoh-tokoh agama primordial untuk menyebar propaganda. Tokoh-tokoh ini efektif menciptakan rasa percaya pada masyarakat, sehingga paham yang diyakininya benar," ucap Rycko.

Dalam menyambut Pemilu 2024, yang tinggal sepekan lagi, Rycko pun menyatakan perlunya kolaborasi antara Duta Damai dan FKPT bersama BNPT untuk membuat kampanye tentang pemilu damai dan anti kekerasan.

"Jangan berhenti berinovasi dalam menyuarakan narasi perdamaian dan kasih sayang sebagai penangkal ideologi radikal terorisme," ujar mantan kepala Polda Jawa Tengah dan Sumatera Utara itu.

Pewarta: Agatha Olivia Victoria

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024