Sebanyak 84 ekor kerbau disembelih masyarakat Batin V Rantau Panjang, Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, dalam tradisi Bantai Adat 2024 yang digelar menjelang Ramadhan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Merangin Fajarman di Jambi, Jumat, mengatakan puluhan kerbau ini berasal dari berbagai desa di Kecamatan Tabir. Tradisi membantai adat merupakan tradisi masyarakat di kawasan Tabir.
"Festival membantai adat tersebut, sudah dilakukan sejak jaman nenek moyang ratusan tahun lalu, jelang datangnya bulan puasa setiap tahunnya. Tradisi ini merupakan adat budaya,’’ kata dia.
Tradisi ini dilakukan secara turun temurun oleh warga Batin V Rantau Panjang, Kecamatan Tabir. Festival Bantai Adat ini sebagai wujud rasa kegembiraan masyarakat setempat dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Seiring dengan perkembangan zaman, kata dia, Festival Bantai Adat lama kelamaan menjadi agenda budaya yang semakin berkembang di masyarakat dan sudah diusulkan menjadi agenda tahunan nasional.
Festival Bantai Adat itu, terang dia, tidak hanya memotong kerbau secara massal, tetapi juga menyaksikan pertunjukan seni budaya, melestarikan kuliner tradisional dan parade pakaian tradisional.
Menariknya pada Festival Bantai Adat ini baik anak-anak maupun orang tua yang hadir, semuanya mengenakan baju baru seperti saat merayakan Hari Raya Idul Fitri. Festival ini juga sebagai ajang pertemuan muda mudi.
Dia menerangkan daging kerbau yang disembelih itu kemudian dijual. Masyarakat biasanya membeli daging dalam festival Bantai Adat ini untuk digunakan sebagai santapan selama Ramadhan.
"Daging yang diperoleh dengan cara membeli pada festival ini akan digunakan sebagai bekal selama menjalankan ibadah puasa, baik untuk sahur maupun berbuka puasa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024
Sekretaris Daerah (Sekda) Merangin Fajarman di Jambi, Jumat, mengatakan puluhan kerbau ini berasal dari berbagai desa di Kecamatan Tabir. Tradisi membantai adat merupakan tradisi masyarakat di kawasan Tabir.
"Festival membantai adat tersebut, sudah dilakukan sejak jaman nenek moyang ratusan tahun lalu, jelang datangnya bulan puasa setiap tahunnya. Tradisi ini merupakan adat budaya,’’ kata dia.
Tradisi ini dilakukan secara turun temurun oleh warga Batin V Rantau Panjang, Kecamatan Tabir. Festival Bantai Adat ini sebagai wujud rasa kegembiraan masyarakat setempat dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Seiring dengan perkembangan zaman, kata dia, Festival Bantai Adat lama kelamaan menjadi agenda budaya yang semakin berkembang di masyarakat dan sudah diusulkan menjadi agenda tahunan nasional.
Festival Bantai Adat itu, terang dia, tidak hanya memotong kerbau secara massal, tetapi juga menyaksikan pertunjukan seni budaya, melestarikan kuliner tradisional dan parade pakaian tradisional.
Menariknya pada Festival Bantai Adat ini baik anak-anak maupun orang tua yang hadir, semuanya mengenakan baju baru seperti saat merayakan Hari Raya Idul Fitri. Festival ini juga sebagai ajang pertemuan muda mudi.
Dia menerangkan daging kerbau yang disembelih itu kemudian dijual. Masyarakat biasanya membeli daging dalam festival Bantai Adat ini untuk digunakan sebagai santapan selama Ramadhan.
"Daging yang diperoleh dengan cara membeli pada festival ini akan digunakan sebagai bekal selama menjalankan ibadah puasa, baik untuk sahur maupun berbuka puasa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024