Lima orang pekerja migran Indonesia (PMI) mendapatkan penghargaan sebagai pekerja teladan dari otoritas New Taipei City.
"Rasanya 'ndredeg' (gemetar)", kata Syifanul Janah (41 tahun) seorang PMI asal Demak yang bekerja sebagai perawat di panti jompo, sebagaimana keterangan tertulis dari Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei yang diterima ANTARA di Beijing, China, Selasa.
Selain Syifanul, empat PMI lain yang mendapat penghargaan adalah Samikhun (40 tahun), pekerja pabrik asal Cilacap; Umi Kulsum (28 tahun), perawat di rumah asal Ngawi; Siti Purnati (54 tahun), perawat di rumah asal Kendal; dan Titinih (41 tahun) perawat di rumah asal Indramayu.
Para PMI itu telah bekerja di Taiwan selama 1,5 tahun hingga 14 tahun. Terdapat 247 pekerja dari beberapa negara yang juga menerima penghargaan tersebut.
"Penghargaan dan perjuangan saya di Taiwan dipersembahkan untuk almarhumah ibu dan anak yang telah tinggal berjauhan selama 12,5 tahun," ungkap Titinih.
Sebagai pekerja pabrik, Samikhun menyebut bahwa kerajinan dan semangat bekerja menjadi kunci utama ia dianugerahi penghargaan sebagai pekerja teladan, sedangkan Umi Kulsum yang bekerja sebagai perawat di rumah berpesan kepada PMI lain agar bekerja dengan baik.
"Kita harus bekerja dengan baik, kalau kita sudah niatin ke sini, kita harus menganggap pasien kita seperti keluarga sendiri," ungkap Umi Kulsum.
Sementara Siti Purnati mengaku doa dan ikhtiar mengantarkan dirinya bekerja untuk majikan yang sabar meski di awal bekerja masih belum sepenuhnya menguasai bahasa setempat.
Dalam sambutannya, Wali Kota New Taipei City Hou Youyi mengapresiasi semua pekerja karena ikut mendorong perekonomian dan pembangunan New Taipei City.
Selain itu, Hou juga berharap satu hari libur nasional untuk buruh yang merupakan janji dari otoritas Taiwan dapat direalisasikan secepatnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024
"Rasanya 'ndredeg' (gemetar)", kata Syifanul Janah (41 tahun) seorang PMI asal Demak yang bekerja sebagai perawat di panti jompo, sebagaimana keterangan tertulis dari Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei yang diterima ANTARA di Beijing, China, Selasa.
Selain Syifanul, empat PMI lain yang mendapat penghargaan adalah Samikhun (40 tahun), pekerja pabrik asal Cilacap; Umi Kulsum (28 tahun), perawat di rumah asal Ngawi; Siti Purnati (54 tahun), perawat di rumah asal Kendal; dan Titinih (41 tahun) perawat di rumah asal Indramayu.
Para PMI itu telah bekerja di Taiwan selama 1,5 tahun hingga 14 tahun. Terdapat 247 pekerja dari beberapa negara yang juga menerima penghargaan tersebut.
"Penghargaan dan perjuangan saya di Taiwan dipersembahkan untuk almarhumah ibu dan anak yang telah tinggal berjauhan selama 12,5 tahun," ungkap Titinih.
Sebagai pekerja pabrik, Samikhun menyebut bahwa kerajinan dan semangat bekerja menjadi kunci utama ia dianugerahi penghargaan sebagai pekerja teladan, sedangkan Umi Kulsum yang bekerja sebagai perawat di rumah berpesan kepada PMI lain agar bekerja dengan baik.
"Kita harus bekerja dengan baik, kalau kita sudah niatin ke sini, kita harus menganggap pasien kita seperti keluarga sendiri," ungkap Umi Kulsum.
Sementara Siti Purnati mengaku doa dan ikhtiar mengantarkan dirinya bekerja untuk majikan yang sabar meski di awal bekerja masih belum sepenuhnya menguasai bahasa setempat.
Dalam sambutannya, Wali Kota New Taipei City Hou Youyi mengapresiasi semua pekerja karena ikut mendorong perekonomian dan pembangunan New Taipei City.
Selain itu, Hou juga berharap satu hari libur nasional untuk buruh yang merupakan janji dari otoritas Taiwan dapat direalisasikan secepatnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024