Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan cadangan devisa Indonesia pada Mei 2024 stabil di kisaran 135 miliar hingga 137 miliar dolar AS dari sebelumnya sebesar 136,2 miliar dolar AS pada April 2024.
"Stabilnya cadangan devisa ini disebabkan oleh cukup imbangnya arus modal keluar dan masuk sepanjang bulan Mei," kata Josua kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Di satu sisi, arus masuk berasal dari modal masuk di pasar portofolio senilai total 319 juta dolar AS dengan rincian pasar obligasi inflow sebesar 1,2 miliar dolar AS dan pasar saham outflow sebesar 880 juta dolar AS, diikuti oleh penerbitan Samurai Bond dan Blue Bonds senilai total 200 miliar yen Jepang.
"Potensi upside juga didukung oleh perkiraan kami bahwa neraca dagang pada bulan Mei masih mencatatkan surplus akibat pemulihan kegiatan manufaktur dan ekspor pasca Lebaran," tuturnya.
Di sisi lain, memasuki musim haji, permintaan akan dolar AS untuk pembayaran kegiatan haji akan meningkat, sehingga berpotensi menggerus potensi kenaikan dari cadangan devisa.
Permintaan akan dolar AS pada saat pembagian dividen dan kupon kepada non-residen serta pembayaran pokok utang, sejalan dengan pola musimannya yang memuncak pada triwulan kedua tiap tahun, juga masih berpotensi mendorong penurunan dari cadangan devisa.
Sebelumnya, Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Fadjar Majardi mengatakan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2024 tetap tinggi sebesar 136,2 miliar dolar AS.
"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau enam bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor," katanya di Jakarta, Rabu (8/5).
Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi nasional yang terjaga, seiring dengan sinergi respons bauran kebijakan yang ditempuh BI dan pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024
"Stabilnya cadangan devisa ini disebabkan oleh cukup imbangnya arus modal keluar dan masuk sepanjang bulan Mei," kata Josua kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Di satu sisi, arus masuk berasal dari modal masuk di pasar portofolio senilai total 319 juta dolar AS dengan rincian pasar obligasi inflow sebesar 1,2 miliar dolar AS dan pasar saham outflow sebesar 880 juta dolar AS, diikuti oleh penerbitan Samurai Bond dan Blue Bonds senilai total 200 miliar yen Jepang.
"Potensi upside juga didukung oleh perkiraan kami bahwa neraca dagang pada bulan Mei masih mencatatkan surplus akibat pemulihan kegiatan manufaktur dan ekspor pasca Lebaran," tuturnya.
Di sisi lain, memasuki musim haji, permintaan akan dolar AS untuk pembayaran kegiatan haji akan meningkat, sehingga berpotensi menggerus potensi kenaikan dari cadangan devisa.
Permintaan akan dolar AS pada saat pembagian dividen dan kupon kepada non-residen serta pembayaran pokok utang, sejalan dengan pola musimannya yang memuncak pada triwulan kedua tiap tahun, juga masih berpotensi mendorong penurunan dari cadangan devisa.
Sebelumnya, Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Fadjar Majardi mengatakan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2024 tetap tinggi sebesar 136,2 miliar dolar AS.
"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau enam bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor," katanya di Jakarta, Rabu (8/5).
Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi nasional yang terjaga, seiring dengan sinergi respons bauran kebijakan yang ditempuh BI dan pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024