Para dokter ahli di bidang urologi atau saluran kemih sukses melakukan tindakan operasi telerobotik kista ginjal pertama di Indonesia dari Rumah Sakit I.G.N.G Ngoerah, Bali kepada pasien yang berada di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
“Saya kagum dengan niatnya teman-teman di urologi untuk bisa memulai operasi telerobotik. Ini bukti bahwa operasi telerobotik ini bisa digunakan di rumah sakit-rumah sakit, termasuk untuk kista ginjal ini. Jadi kita mulai minimal dari RS vertikal dulu lah, nanti berkembang untuk RS-RS yang lain,” ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin usai menyaksikan secara langsung tindakan operasi telerobotik dari RSCM, Jakarta, Jumat.
Menkes menyebutkan, nantinya alat untuk operasi telerobotik akan ditempatkan di empat rumah sakit, yakni RSCM Jakarta, RS Hasan Sadikin Bandung, RS I.G.N.G Ngoerah Bali, dan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, Jawa Tengah.
“Nanti untuk urologi, obstetri (kehamilan) juga bisa. Jadi, alat itu kalau masuk ke suatu negara besar harus diuji klinis terlebih dahulu. Ini bukti bahwa Indonesia juga maju teknologinya, dan tadi saya tanya ke dokter yang melakukan tindakan, terasa ada delay (waktu tunda) tidak? Ternyata tidak, berarti jaringan pun sudah bagus,” kata dia.
Ia berharap, teknologi telerobotik tersebut dapat mengatasi berbagai permasalahan kesehatan di Indonesia, khususnya kendala geografis sehingga layanan kesehatan ke depannya dapat diberikan secara merata ke tempat-tempat jauh atau yang aksesnya sulit.
Sementara itu, Direktur Utama RSCM Supriyanto mengatakan, telerobotik ini membantu mewujudkan penanganan pasien yang lebih presisi karena minim sayatan.
“Memang keluhan-keluhan di RSCM kami akui tidak sedikit, karena seluruh Indonesia ke sini. Kami berniat memberikan yang terbaik untuk pasien, dan telerobotik ini minim sayatan, jadi presisi. Jadi walaupun secara peralatan mahal, tetap kita upayakan,” ucapnya.
Menurutnya, melalui alat telerobotik tersebut, pasien di Indonesia bisa mendapatkan pelayanan yang lebih baik sehingga tidak perlu berobat lagi ke luar negeri
“Jangan berobat ke luar negeri, karena di Indonesia sudah bisa, termasuk dengan telerobotik ini,” ujar dia.
Sementara itu, Ketua Tim Telerobotik yang juga turut menjalankan prosedur operasi telerobotik hari ini di RSCM, dr. Ponco Birowo, mengemukakan, sebelum melakukan tindakan operasi telerobotik pada pasien, para ahli urologi telah melakukan uji coba dengan alat peraga atau manekin untuk memastikan keamanan pasien.
“Tentunya ada persiapan yang telah kami lakukan, kami juga menyiapkan antisipasi untuk kejadian yang tidak diinginkan, termasuk jika harus ada konversi tindakan dari telerobotik menjadi laparoskopi (operasi dalam perut atau panggul tanpa membuat sayatan besar pada kulit),” paparnya.
Ia mengutarakan, kesuksesan operasi tersebut tidak akan berjalan tanpa dukungan pengadaan jaringan internet yang stabil dan minim latensi, atau keterlambatan dalam jaringan.
Operasi telerobotik tersebut bekerja sama dengan Telkomsel untuk menyediakan jaringan 5G yang telah tersebar di 1.000 titik pada 56 kota di Indonesia.
Direktur Human Capital Management Telkomsel Indrawan Ditapradana menyatakan mendukung sepenuhnya pelaksanaan uji coba operasi telerobotik pertama di Indonesia tersebut dengan memanfaatkan teknologi broadband terdepan.
“Solusi ini diharapkan mampu mengatasi kendala akses dan kualitas layanan kesehatan di daerah yang jauh dan memiliki tantangan geografis dan membuka peluang transformasi digital sebagai kunci kemajuan bangsa,” tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024
“Saya kagum dengan niatnya teman-teman di urologi untuk bisa memulai operasi telerobotik. Ini bukti bahwa operasi telerobotik ini bisa digunakan di rumah sakit-rumah sakit, termasuk untuk kista ginjal ini. Jadi kita mulai minimal dari RS vertikal dulu lah, nanti berkembang untuk RS-RS yang lain,” ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin usai menyaksikan secara langsung tindakan operasi telerobotik dari RSCM, Jakarta, Jumat.
Menkes menyebutkan, nantinya alat untuk operasi telerobotik akan ditempatkan di empat rumah sakit, yakni RSCM Jakarta, RS Hasan Sadikin Bandung, RS I.G.N.G Ngoerah Bali, dan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, Jawa Tengah.
“Nanti untuk urologi, obstetri (kehamilan) juga bisa. Jadi, alat itu kalau masuk ke suatu negara besar harus diuji klinis terlebih dahulu. Ini bukti bahwa Indonesia juga maju teknologinya, dan tadi saya tanya ke dokter yang melakukan tindakan, terasa ada delay (waktu tunda) tidak? Ternyata tidak, berarti jaringan pun sudah bagus,” kata dia.
Ia berharap, teknologi telerobotik tersebut dapat mengatasi berbagai permasalahan kesehatan di Indonesia, khususnya kendala geografis sehingga layanan kesehatan ke depannya dapat diberikan secara merata ke tempat-tempat jauh atau yang aksesnya sulit.
Sementara itu, Direktur Utama RSCM Supriyanto mengatakan, telerobotik ini membantu mewujudkan penanganan pasien yang lebih presisi karena minim sayatan.
“Memang keluhan-keluhan di RSCM kami akui tidak sedikit, karena seluruh Indonesia ke sini. Kami berniat memberikan yang terbaik untuk pasien, dan telerobotik ini minim sayatan, jadi presisi. Jadi walaupun secara peralatan mahal, tetap kita upayakan,” ucapnya.
Menurutnya, melalui alat telerobotik tersebut, pasien di Indonesia bisa mendapatkan pelayanan yang lebih baik sehingga tidak perlu berobat lagi ke luar negeri
“Jangan berobat ke luar negeri, karena di Indonesia sudah bisa, termasuk dengan telerobotik ini,” ujar dia.
Sementara itu, Ketua Tim Telerobotik yang juga turut menjalankan prosedur operasi telerobotik hari ini di RSCM, dr. Ponco Birowo, mengemukakan, sebelum melakukan tindakan operasi telerobotik pada pasien, para ahli urologi telah melakukan uji coba dengan alat peraga atau manekin untuk memastikan keamanan pasien.
“Tentunya ada persiapan yang telah kami lakukan, kami juga menyiapkan antisipasi untuk kejadian yang tidak diinginkan, termasuk jika harus ada konversi tindakan dari telerobotik menjadi laparoskopi (operasi dalam perut atau panggul tanpa membuat sayatan besar pada kulit),” paparnya.
Ia mengutarakan, kesuksesan operasi tersebut tidak akan berjalan tanpa dukungan pengadaan jaringan internet yang stabil dan minim latensi, atau keterlambatan dalam jaringan.
Operasi telerobotik tersebut bekerja sama dengan Telkomsel untuk menyediakan jaringan 5G yang telah tersebar di 1.000 titik pada 56 kota di Indonesia.
Direktur Human Capital Management Telkomsel Indrawan Ditapradana menyatakan mendukung sepenuhnya pelaksanaan uji coba operasi telerobotik pertama di Indonesia tersebut dengan memanfaatkan teknologi broadband terdepan.
“Solusi ini diharapkan mampu mengatasi kendala akses dan kualitas layanan kesehatan di daerah yang jauh dan memiliki tantangan geografis dan membuka peluang transformasi digital sebagai kunci kemajuan bangsa,” tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024