Menjelang matahari hari pagi menembus celah-celah pepohonan hutan Sumatera, suara mesin truk tangki sudah terdengar menggelegar di halaman depo BBM di Provinsi Jambi. Dalam aktivitas rutin itu, di balik kemudi duduk seorang pria paruh baya dengan seragam kerjanya.

Sebagai Awak Mobil Tangki (AMT) pria terlihat sederhana itu akan mengitari jalanan berliku yang membelah hutan dan bukit. Terkadang di tengah hujan deras maupun terik matahari yang membakar dilewatinya dalam menunaikan tugas mulianya, mengantar bahan bakar hingga pelosok desa.

Namanya adalah Rambe sapaan akrab Sutan Ali Amran Rambe, kini di usianya genap 52 tahun. Menyusuri rute-rute yang tak selalu ramah, membawa energi untuk kehidupan masyarakat di pelosok desa.

Namun bukan hanya medan berat yang ia hadapi. Sepanjang kariernya hampir 17 tahun beragam juga godaan datang silih berganti. Ada tawaran untuk mengubah jalur suplai atau menutup mata atas praktik curang. Bahkan risiko di jalan ada juga berhadapan dengan ancaman perampokan atau penjarahan.

Menghadapi hal tersebut, kata Rambe, teguh saja dengan pendirian dan kembali pada niat awal dalam menjalankan amanah atau pekerjaan.

Pria kelahiran Kerinci itu, ia selalu mengingat niat awalnya masuk kerja sejak 2008 silam, yakni "Ingin bekerja mengikuti aturan". Maka kalau ada godaan di lapangan harus berani menghadapi dan jangan takut dengan tantangan atau rayuan 'setan' yang datang.

Ia tak menyangkal tidak mudah juga menjaga integritas diri itu, bahkan ada juga sebagian teman-teman AMT yang terjebak dengan godaan keluar dari koridor aturan atau standar operasional prosedur ditetapkan perusahaan tersebut. Risikonya tentu ditanggung sendiri kalau keluar prosedur.
Menurut Rambe terpenting disadari bahwa setiap liter BBM yang ia bawa bukan hanya soal angka, tapi juga soal kepercayaan. Kepercayaan perusahaan, negara, dan kepercayaan masyarakat sama-sama pentingnya.

Karenanya Rambe percaya, kejujuran bukan hanya soal bekerja dengan benar, tapi juga tentang menghormati kepercayaan yang telah diberikan padanya. "Orang mungkin tidak lihat, tapi Tuhan tahu. Saya cuma pengin kerja halal, tidur nyenyak," katanya.

Selain itu, ia mengakui tidak pernah berharap pujian, apalagi membayangkan penghargaan. Bagi Rambe, bekerja dengan benar, ikuti aturan dan jujur adalah ibadah. Supaya hak rezeki seperti gaji yang diterimanya berkah bagi keluarga yang menunggu di rumah.

Keteguhan prinsip dalam kerja sesuai dengan SOP, suami dari Dalilah Hariani Hasibuan itu masih tetap bertahan hingga kini. Meski posisinya kini kembali ke AMT 2 atau istilahnya sopir dua, bukan faktor ada kesalahan dan kelalaian yang terjadi, akan tetapi aturan perusahaan sudah ditetapkan demikian.

"Kami sebagai driver kalau sudah usia di atas 50 tahun, harus kembali ke posisi AMT 2. Maka sejak dua tahun terakhir posisi beralih mengikuti proses sudah ditetapkan perusahaan itu,"ungkap Rambe.

Ketentuan perusahaan tersebut, bukan membuat dirinya merasa rendah, karena tentu banyak pertimbangan, termasuk faktor fisik dan demi keselamatan dalam menjalankan tugas.

Menurut pria tiga anak itu, selain beragam rute yang dihadapi untuk mengantarkan BBM hingga ke pelosok negeri. Begitu juga dengan jarak tempuh tiap hari pergi dan pulang ada sampai 18 jam. Terkadang jatah libur pun terpakai karena faktor jarak tersebut.

Rambe menceritakan, sistem kerja kami sebagai AMT, satu hari masuk, satu hari libur. Tidak terlalu terkuras betullah tenaga. 

Hanya saja karena faktor jarak tempuh, misal rute dari depot Jambi ke Muaro Bungo jarak sekitar 270 kilometer atau bisa menghabiskan waktu delapan jam plus satu jam untuk bongkar BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU. 

Kembalinya lagi ke depot wilayah kerja waktu dihabiskan sama, selama perjalanan normal, kata Rambe, maka hari esok waktu libur, tetapi terkadang sampainya ada yang menjelang siang, artinya tinggal separuh hari jatah libur lagi.

"Kita nikmati dan jalani saja suasana itu, karena sudah terbiasa sehingga tak jadi beban tekanan,"ujarnya.

Sebagai seorang AMT banyak standar aturan harus ditaati, dari PT Pertamina untuk kecepatan yang harus ditaati yakni tidak boleh melebihi 60 km per jam. 

Kendati armada dalam keadaan kosong jalan pulang, AMT tidak boleh keluar dari standar prosedur. Selain itu, namanya melintasi jalan umum harus disiplin dengan aturan dan tingkatkan kesabaran.

"Ya, kuncinya selama tidak dijadikan beban menjalani, tentulah tak menimbulkan problema,"ujarnya.

Reward Umroh

Lebih dari enam belas tahun terakhir, Pak Rambe telah menjadi salah satu pejuang pengantar BBM yang paling diandalkan di wilayah kerja Jambi. 

Tugasnya tak sekadar menyetir kendaraan tangki, tapi menjadi penghubung utama antara energi dan kehidupan, antara pusat distribusi dan masyarakat pelosok yang sangat bergantung pada aliran bahan bakar untuk menerangi malam, menghidupkan mesin pertanian, dan menggerakkan roda ekonomi desa-desa terpencil.

Namun kebaikan memang tak pernah benar-benar tersembunyi. Atas dedikasi dan integritasnya yang luar biasa, Rambe terpilih menerima reward umroh. Perjalanan suci yang selama ini tidak pernah terlintas dalam bayangnya di balik kemudi.

Kini, roda yang biasa ia putar hingga ke jalanan pelosok, membawanya menuju Tanah Suci. Sebuah balasan indah dari perjalanan panjang kejujuran.

Penghargaan tertinggi dan luar biasa itu, didapatkan oleh Rambe pada 2015 silam. Tanpa ia tahu sebelumnya ada sistem reward ke Tanah Suci Makah itu.

Penentuan dalam pemberian reward oleh pihak PT Pertamina (Persero) bersama anak perusahaannya Elnusa Petrofin (EPN) dengan sistem menyebarkan polling ke setiap SPBU di wilayah kerja Provinsi Jambi.

"Saya tidak tau ada penilai untuk AMT waktu itu. Malahan dapat sekilas infonya dari petugas SPBU, yang menyampaikan Pak Rambe masuk nominasi. Saya pun bingung dan bertanya, nominasi apa pula ya?,"ceritanya.

Berselang waktu, benar ada pengumuman dari manajemen perusahaan energi plat merah itu, di wilayah kerja Provinsi Jambi penerima reward umroh Sutan Ali Amran Rambe.

"Jelaslah saya sangat terharu dan bahagia tentunya, begitu pula dengan istri dan tiga sang buah hati saat diinfokan kabar baik itu sesampai di rumah,"ucapnya.

Sebenarnya ia menjadi AMT pertama yang meraih penghargaan umroh ke tanah suci itu, namun karena satu hal sehingga berangkat setahun kemudian.

Di balik jerih payah seorang pejuang pengantar BBM, ada kisah nyata tentang amanah, tanggung jawab, dan keteguhan hati. Dan dari integritas itulah, Allah bukakan jalan menuju rumah-Nya.

Tak sampai pada reward umroh saja, Rambe kembali diganjar pada 2016 dari PT Pertamina untuk kategori HSE (Health, Safety, Environment) atau aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Alhamdulillah dapat lagi hadiah, memang tidak besar kalau dilihat dari sisi materi, tetapi yang sangat berharga dan bernilai tinggi adalah sertifikatnya.

Menjadi Trainer

Pria berdarah Tapanuli Selatan, Sumatera Utara itu, tak banyak yang tahu perjuangannya. Hal wajar saja, karena kini sudah salah seorang senior jadi AMT di bawah naungan PT Lambang Asas Mulia (LAM) yang merupakan vendor #PT Elnusa Petrofin (EPN) dalam mengantarkan BBM ke pelosok desa di wilayah kerja Jambi.

Meski kini bukan sebagai AMT 1, bukan mengendorkan semangat kerja dan mengubah konsistensi dalam mengarungi tugas diembannya. 

Berberkal kinerja yang taat standar prosedur, menjaga kepercayaan, jauh dari kasus serta tak kalah pentingnya selalu safety driving --sebuah perilaku pengemudi ketika berkendara untuk tetap menjaga keamanan dan keselamatan--, mengantarkan Rambe di posisi sebagai trainer.

"Saya bersyukur selama jadi AMT hingga saat ini zero insiden dijalan dan tak pernah ada kasus,"ujarnya.

Tentu banyak faktor penunjang menjadi seorang pelatih AMT, Rambe sudah pernah mengikuti Training of Trainer (TOT) sertifikasi mengenai K3 digelar oleh Kementerian Perhubungan RI di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2017. 

Tak heran, nama Pak Rambe dikenal hingga ke kantor pusat sebagai sosok yang patuh pada prosedur, disiplin dalam waktu, dan tak pernah bermain-main dengan integritas.

Maka dia kerap menjadi mentor bagi driver-driver baru, membagikan pengalamannya dan menanamkan nilai tanggung jawab sejak hari pertama.

Ia sudah banyak berbagi pengalaman ke pekerja dan AMT di tujuh wilayah kerja anak perusahaan PT Pertamina di Sumatra.

Termasuk salah seorang pelatih ditugaskan untuk menguji calon driver baru kalau ada rekrutmen AMT oleh Perusahaan #Elnusa Petrofin.

"Dari delapan wilayah kerja PT EPN, hanya ke Aceh yang belum pernah menjadi trainer dan penguji tes teknis calon AMT. Selebihnya seperti Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumsel dan Babel sudah pernah ditugaskan memberi pelatihan atau tes calon AMT,"jelas Rambe.

Pria yang tinggal di Kelurahan Wijayapura, Kecamatan Jambi Selatan ini mengingatkan kepada sesama AMT agar selalu ikuti SOP.

Sebab banyak SOP harus dijalani, ketika di jalan tentu aturan lalu lintas dan ketentuan ditetapkan perusahaan, saat di SPBU aturannya harus diikuti, begitu standar operasional lainnya.

Rambe berpesan, selalulah berpegang dengan standar operasional prosedur, dan sabar di jalan saat melakukan suplai serta teguhkan diri untuk jaga amanah.

Ujung percakapan dengan Pak Rambe yang kini tinggal 2,5 tahun lagi memasuki masa pensiun normalnya, ia menyatakan rasa bersyukur dan terima kasih sekali karena dua buah hatinya sudah bisa menyelesaikan pendidikan tinggi.

Keteguhan menjaga amanah dengan berpegang pada integritas prestasi demi prestasi sehingga sang pejuang antar BBM bertahan hingga kini, karena Rambe dengan penuh sadar ia merupakan tulang punggung inti keluarganya. Semoga menginspirasi!.

 

Pewarta: Siri Antoni

Editor : Nanang Mairiadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2025