Jakarta, Antarajambi.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan
antarbank di Jakarta, Senin pagi, bergerak menguat sebesar delapan poin
menjadi Rp13.315 dari sebelumnya pada posisi Rp13.323 per dolar Amerika
Serikat (AS).
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Senin mengatakan
bahwa revisi naik produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat kuartal
kedua 2017 yang di bawah ekspektasi pasar menjadi salah satu faktor yang
menekan dolar AS terhadap mata uang global, termasuk rupiah.
"Pertumbuhan ekonomi AS kuartal kedua direvisi naik ke 2,6 persen
dari 1,2 persen secara tahunan, revisi itu masih di bawah ekspektasi
pasar," katanya.
Menurut dia, revisi PDB AS itu masih terlampau kecil efeknya untuk
melawan sentimen pesimistis dari bank sentral AS (The Fed) terhadap
pencapaian target inflasinya.
"Rupiah masih memiliki ruang untuk menguat akibat faktor pendukung dari global," katanya.
Sementara sentimen domestik, kata dia, secara umum masih dibayangi
sentimen negatif, beberapa aturan dan kebijakan pemerintah masih menjadi
perhatian pelaku pasar uang, salah satunya investasi dana haji untuk
infrastruktur yanng ternyata hanya wacana.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa masih
adanya sentimen negatif pada dolar di pasar global setidaknya dapat
dimanfaatkan rupiah untuk bergerak naik.
"Diharapkan sentimen dari dalam negeri juga kondusif sehingga mampu mendorong apresiasi rupiah lebih tinggi," katanya.
Rupiah Senin pagi menguat tipis
Senin, 31 Juli 2017 12:21 WIB