Jakarta, Antarajambi - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan
antarbank di Jakarta, Selasa sore, bergerak menguat tipis sebesar dua
poin menjadi Rp13.503 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.505 per
dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta,
Selasa mengatakan bahwa pergerakan rupiah mendatar dengan kecenderungan
menguat di tengah masih berlangsungnya kecemasan investor terhadap
kebijakan kenaikan suku bunga AS yang dovish.
"Dolar AS cenderung rapuh setelah hasil notulen pertemuan The
Fed yang menunjukkan beberapa pejabat mencemaskan inflasi di bawah
target," katanya.
Ia menambahkan bahwa investor juga sedang menantikan pernyataan
dari sesi tanya jawab nominasi ketua Fed selanjutnya Jerome Powell,
diharapkan calon ketua The Fed itu memberikan beberapa petunjuk
kebijakannya di masa depan.
Di sisi lain, lanjut dia, pelaku pasar uang juga masih fokus
terhadap rencana reformasi pajak Amerika Serikat yang belum ada
kepastian. Presiden AS Donald Trump akan membahas kebijakan itu dengan
Senat AS.
"Belum adanya kepastian kebijakan itu membuat laju dolar AS tertahan," katanya.
Global Head of Currency Strategy and Market Research FXTM, Jameel
Ahmad menambahkan bahwa investor tertarik mencermati performa dolar AS
menjelang program reformasi pajak Amerika Serikat.
"Presiden Trump sepertinya akan bertemu para senator. Apabila ada
indikasi bahwa reformasi pajak mengalami penundaan, maka rupiah
berpeluang kembali menguat," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa
(28/11) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.527
dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.511 per dolar AS.
Rupiah Selasa Sore Menguat Tipis
Selasa, 28 November 2017 18:05 WIB