Balikpapan (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengucapkan terima kasih atas kontribusi besar Nahdlatul Ulama (NU) ikut menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila.
Pandangan hubbul wathan minal iman serta NKRI harga mati telah merangkai persatuan kesatuan bangsa jelas dia, NU terus-menerus mendorong moderasi beragama dan bertoleransi dalam kebangsaan.
Hingga memasuki usia 96 tahun, Presiden Joko Widodo menilai NU sukses menampilkan wajah Islam dan wajah Indonesia yang teduh serta ramah di mata dunia.
Nahdlatul Ulama akan menjadi potensi bangsa yang sangat besar lanjut ia, dengan separuh lebih warga Muslim di Indonesia dan disertai struktur jaringan yang luas di dalam negeri, bahkan cabang NU di 100 negara.
"NU harus tampil ke depan dengan kemampuan kemajuan digital masa kini, dan bersinergi dengan negara dalam pembangunan ekonomi dan sosial," ujar Jokowi.
"Ini menjadi bagian penting kebijakan transformasi digital ekonomi serta peningkatan kelas UMKM (usaha mikro kecil menengah) di Indonesia," tambahnya.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dinakhodai KH Yahya Cholil Staquf mulai menjalin kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan kesepakatan disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Selain Presiden dan Wakil Presiden, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua DPR RI Puan Maharani, serta Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo hadir dalam Pengukuhan Pengurus Besar NU tersebut.
Hadir pula sembilan Menteri Kabinet Indonesia Maju, para Kiai Sesepuh Nahdlatul Ulama, para pimpinan partai dan sejumlah Duta Besar negara sahabat.
Baca juga: Presiden nilai NU perlu bangun dana abadi
Baca juga: Presiden ajak NU berikan ruang lebih besar bagi generasi Z
Baca juga: Presiden akan hadiri pengukuhan Pengurus Besar NU di Balikpapan