Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi III DPR RI Arsul Sani menyatakan kebanggaannya atas capaian Polri yang masuk dalam jajaran lembaga kepolisian terbaik ke-5 di dunia yang merupakan hasil implementasi reformasi berkesinambungan di tubuh Polri.
"Tentu tidak bisa dipungkiri bahwa ini hal yang membanggakan," kata Arsul dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Namun, ia mengingatkan agar jajaran Polri tak larut dalam prestasi polisi terbaik versi Gallup karena penilaian tersebut diambil sebelum sejumlah kasus yang melibatkan institusi Polri mencuat ke publik, di antaranya kasus pembunuhan berencana yang dilakukan Ferdy Sambo, Tragedi Kanjuruhan, hingga kasus peredaran narkoba oleh Teddy Minahasa. Menurutnya, peristiwa-peristiwa tersebut tentu akan memengaruhi penilaian untuk pengukuran tahun berikutnya.
Oleh karena itu, kata Arsul, tantangan Kapolri dan segenap jajaran pimpinan Polri ke depan ialah bagaimana menutup potensi berkurangnya poin penilaian tersebut dengan percepatan kerja-kerja reformasi di tubuh Polri.
"Terutama reformasi kultural yang menyentuh seluruh lapisan Polri," ucapnya.
Lembaga jajak pendapat dunia Gallup, Inc. menempatkan Polri di urutan lima besar dunia setelah Singapura, Tajikistan, Norwegia, dan Swiss. Posisi lima besar Polri merujuk pada persepsi masyarakat terhadap kinerja aparat kepolisian masing-masing negara.
Laporan yang mengukur indeks hukum dan ketertiban di suatu negara itu menggunakan sejumlah pertanyaan untuk memberikan skor penilaian, salah satunya adalah mengenai kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian.