Samarinda (ANTARA) - Pembangunan infrastruktur Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Pulau Kalimantan telah dimulai sejak September 2022. Pembangunan kawasan yang dirancang menjadi kota masa depan tersebut saat ini terus berlanjut.
Mengingat IKN Nusantara diproyeksikan menjadi kota berkelanjutan, maka berbagai aspek harus disiapkan dengan matang sejak dini, baik aspek lingkungan, ekonomi, sosial, budaya, hingga sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, terutama SDM warga lokal agar memiliki daya saing.
SDM mumpuni yang harus disiapkan tentu banyak aspek dan sesuai dengan kebutuhan IKN, baik berupa kebutuhan lapangan kerja untuk pembangunan infrastruktur, kebutuhan primer seperti sandang, pangan, dan tempat tinggal, kemudian kebutuhan sekunder maupun primer bagi pekerja hingga warga IKN.
Terkait dengan SDM yang dibutuhkan dalam pembangunan infrastruktur di IKN, terdapat puluhan keahlian khusus yang pasti tenaga mereka dibutuhkan, seperti teknik sipil, teknik industri, teknik elektro, teknik mesin, kewilayahan dan perkotaan.
Kemudian, ada teknik arsitektur, teknik geodesi, teknik informatika, teknik kebumian dan energi, teknik kehutanan, teknik kimia, teknik lingkungan, teknik material, metalurgi, teknik pertanian, teknik peternakan, dan lainnya.
Selain itu, ada berbagai macam jenis keterampilan yang oleh masyarakat umum disebut tukang bangunan, seperti tukang batu, tukang kayu, tukang besi, tukang marmer, tukang bekisting, tukang cor, hingga pembantu tukang.
Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan primer bagi pekerja konstruksi di IKN, pekerja umum, serta penduduk di IKN Nusantara yang diperkirakan mulai datang pada 2024 sebanyak 200 ribu jiwa, sehingga pada 2045 di kawasan ini dihuni sekitar 1,9 juta jiwa, juga perlu dipersiapkan sejak dini.
Setiap individu yang tinggal di IKN pasti membutuhkan makan, minum, tempat tinggal, dan berbagai kebutuhan lain, sehingga warga yang saat ini tinggal di kawasan penyangga IKN harus meningkatkan kompetensi agar dapat memproduksi berbagai jenis kebutuhan dengan kualitas baik.
Kompetensi yang perlu disiapkan maupun ditingkatkan tersebut seperti bidang pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan dalam arti luas, hingga sejumlah kompetensi bidang jasa antara lain servis elektronik, perbengkelan, reparasi dan lainnya.
Peningkatan produksi pangan
Perpindahan ibu kota negara, selain dibutuhkan kesiapan infrastruktur berupa fisik bangunan, tapi juga kesiapan pemenuhan kebutuhan pokok para penghuninya. Untuk itu, peningkatan produksi bidang pertanian dalam arti luas juga sangat penting.
Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada 2022 memproduksi beras sekitar 135,03 ribu ton, mengalami penurunan 7,29 ribu ton atau 5,12 persen ketimbang produksi beras pada 2021 yang sebesar 142,32 ribu ton.
Produksi beras sebanyak ini belum mampu mencukupi kebutuhan warga setempat, sehingga harus mendatangkan beras dari Sulawesi Selatan dan Jawa Timur. Padahal, saat ini belum ada penambahan penduduk di IKN. Oleh karena itu, perlu menambah luas tanam dan menggenjot SDM untuk meningkatkan produktivitas beras.
Begitu pula dengan produksi daging sapi dan kerbau, telur ayam, tomat, berbagai jenis cabai, dan produk pertanian lain yang hingga kini masih didatangkan dari luar provinsi. Provinsi ini masih luas, sehingga keterampilan SDM dalam bidang pertanian perlu ditingkatkan untuk menggarap potensi lahan tersebut.
Khusus untuk pemenuhan kebutuhan beras warga IKN yang diperkirakan mencapai 1,9 juta jiwa, maka beras yang harus disiapkan adalah 155.116.000 kg atau 155,11 ton per tahun, yakni dengan asumsi tingkat konsumsi 1,57 kg per orang per minggu X 52 minggu (setahun) X 1,9 juta jiwa.
Gubernur Kaltim Isran Noor mengakui bahwa peningkatan SDM di segala bidang sangat diperlukan dalam pembangunan yang berkesinambungan, termasuk untuk menyambut IKN yang akan pindah mulai 2024. Sebab, selain jumlah penduduk yang bertambah signifikan, tantangan juga semakin besar.
Di bidang pertanian misalnya, dalam upaya meningkatkan produksi pangan, bukan hanya perluasan lahan yang perlu diperhatikan, tapi juga inovasi dan alih teknologi merupakan hal yang paling penting. Hal ini memerlukan SDM mumpuni.
SDM unggul dan berdaya saing dipastikan mampu memberikan efek ganda di berbagai lini kehidupan, baik dari sisi ekonomi, sosial, agama, maupun pendidikan, tergantung pada bidang keterampilan yang dikuasai setiap individu.
Peningkatan kualitas SDM merupakan tugas bersama. Untuk menciptakan bangsa yang kuat dan berdaya saing, hal utama yang diandalkan adalah SDM.
Oleh karena itu, Isran mengajak semua elemen di Kaltim bangkit meningkatkan SDM melalui berbagai cara agar Indonesia makin maju dan berdaya saing. Peningkatan SDM oleh masing-masing elemen melalui aneka pelatihan baik secara mandiri maupun dari program pemerintah, merupakan hal penting sebagai upaya menyukseskan pembangunan daerah, termasuk untuk mendukung pembangunan IKN.
Jika warga tidak mau tersisih dengan tenaga kerja dari luar, maka hal yang perlu dilakukan adalah meningkatkan keterampilan, terserah keterampilan apa yang diinginkan karena sesungguhnya lapangan pekerjaan maupun lapangan usaha sangat luas, tergantung minat masing-masing individu.
Strategi siapkan SDM
Dalam rangka menyambut IKN Nusantara, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kaltim, memiliki strategi khusus agar SDM setempat memiliki daya saing.
Bupati PPU, Hamdam Pongrewa, menyiapkan tiga strategi dalam meningkatkan SDM guna menyongsong IKN Nusantara, yakni strategi jangka pendek, jangka menengah, dan strategi jangka panjang.
Strategi jangka pendek adalah melakukan berbagai pelatihan keterampilan sejak 2020, setelah Presiden RI Joko Widodo pada 2019 menunjuk Kabupaten PPU menjadi lokasi pindahnya IKN.
Peningkatan SDM yang dilakukan kala itu antara lain pelatihan pengelasan, bubut, perbengkelan, menjahit, budi daya lebah madu, pertanian, peternakan, dan perikanan.
Untuk pelatihan perbengkelan dan yang berkaitan dengan mesin, dilakukan kerja sama dengan Balai Latihan Kerja dan Industri (BLKI) Balikpapan, karena seiring tingginya penduduk yang pindah ke PPU, maka kebutuhan akan jasa perbengkelan pasti akan meningkat.
Sedangkan untuk pelatihan pertanian dalam arti luas hingga produk hilirnya dilakukan melalui dinas terkait maupun pihak berkompeten, guna meningkatkan produktivitas agar ketika penduduk PPU dan IKN meningkat, tidak kesulitan suplai pangan.
Pelatihan keahlian bersertifikat pun terus dilakukan hingga kini, baik secara mandiri melalui dinas terkait, kerja sama dengan Pemprov Kalimantan Timur, hingga kerja sama dengan pusat seperti Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian PUPR, hingga kementerian lain yang seusai dengan kewenangan masing-masing.
Untuk penyiapan SDM jangka menengah, Pemkab PPU memberikan beasiswa kepada warga. Pada 2022 telah disalurkan beasiswa kepada 450 pelajar dan mahasiswa dengan total nilai Rp2,3 miliar. Sedangkan tahun ini beasiswa prestasi maupun untuk warga tidak mampu juga digulirkan.
Sementara itu, untuk membangun SDM jangka panjang, Pemkab PPU telah menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi dari Jawa Barat, yakni dengan mendirikan Universitas Gunadarma di Desa Girimukti, Kecamatan Penajam.
Saat ini proses pembangunan kampus sedang berjalan, direncanakan memiliki bangunan empat lantai di atas lahan seluas 18 hektare. Sedangkan untuk perkuliahan sudah berjalan sejak tahun lalu dengan menyewa gedung di Penajam, sambil menunggu gedung sendiri yang dalam proses pembangunan.
Dimulai dari balita
IKN Nusantara didesain menjadi kota masa depan mulai dari forest city maupun smart city sehingga SDM yang disiapkan harus dimulai dari sejak dini, balita, anak-anak, bahkan remaja yang kelak akan melahirkan bayi cerdas agar memiliki SDM unggul.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Perwakilan Provinsi Kaltim, Sunarto, terus menyiapkan SDM unggul dimulai dari balita, anak-anak, dan remaja, agar ke depan mampu bersaing dalam pembangunan berbagai bidang di IKN Nusantara.
Penyiapan SDM unggul oleh Kementerian PUPR, BLK, dan pemerintah daerah baik yang telah, sedang, dan akan terus dilakukan, merupakan cara yang tepat untuk menyongsong IKN dari berbagai sisi.
Sedangkan penyiapan SDM yang dilakukan oleh BKKBN berbeda, karena secara fungsi dan kewenangan memang berbeda meskipun pada akhirnya adalah sama-sama untuk mencetak generasi yang unggul dan memiliki daya saing.
Penyiapan SDM unggul yang dilakukan berorientasi pada ketahanan keluarga dan pengendalian penduduk, sehingga angka kelahiran harus dikendalikan agar penduduk tumbuh seimbang dan berkualitas.
Untuk itu, teknik yang ditempuh antara lain dengan mencegah jangan sampai ada bayi yang lahir stunting akibat kurang gizi, melakukan penanganan bagi anak yang terlahir stunting, melakukan pembinaan remaja, ibu hamil dan menyusui, penguatan Program Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB), dan sejumlah program lain.
BKKBN Kaltim pada 2022 menyerahkan Dana Alokasi Khusus (DAK) kepada 10 kabupaten/kota di Kaltim dengan total senilai Rp48 miliar, terdiri atas DAK Fisik Rp12,11 miliar dan DAK Non-Fisik Bantuan Operasional senilai Rp19,2 miliar.
Sedangkan pada 2023 DAK di BKKBN Kaltim senilai Rp58,81 miliar, yakni untuk kabupaten/kota di Provinsi Kaltim senilai Rp43,43 miliar dan untuk Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) senilai Rp15,48 miliar.
Penggunaan DAK tersebut antara lain untuk percepatan penurunan stunting dengan kegiatan meliputi pembinaan keluarga tidak/kurang mampu, pengadaan kendaraan antar-jemput calon akseptor, pengadaan kendaraan air antar-jemput calon akseptor, pembangunan/rehab/ kelengkapan Balai Penyuluhan KB.
Selain itu, untuk operasional balai penyuluhan, operasional pelayanan, operasional Kampung KB, operasional penurunan stunting, pembinaan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) oleh kader, dukungan manajemen dan sistem informasi keluarga.
Sasaran Program Bangga Kencana diutamakan pada desa yang tidak didampingi oleh penyuluh, sedangkan kegiatannya antara lain untuk operasional penggerak desa, pemutakhiran data, dan dukungan edukasi pada ibu hamil, menyusui, dan remaja putri calon ibu.
Upaya menyiapkan SDM unggul menyongsong IKN sebagai kota masa depan, selain nengoptimalkan Kampung KB, hal yang menjadi penekanan adalah pembinaan terus menerus agar delapan fungsi keluarga berjalan optimal.
Sebanyak delapan fungsi keluarga itu adalah fungsi agama, fungsi cinta kasih, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, fungsi sosial budaya, fungsi perlindungan, fungsi pendidikan, dan fungsi lingkungan.
Sebagai kota masa depan, IKN dapat dipastikan akan mampu menjadi magnet sehingga banyak orang yang datang, baik sekadar jalan-jalan, mengadu nasib, kerja beberapa saat, bahkan bisa jadi untuk menetap. Dengan demikian, SDM serta berbagai sarana prasarana pendukung pun harus siap.