Jakarta (ANTARA) - Pakar diet dari Medcare Hospital Sharjah Uni Emirat Arab (UAE) Raghda Adi mengatakan menguap termasuk saat berpuasa bukan semata lelah atau bosan tetapi bisa jadi tanda tubuh kekurangan oksigen.
"Hal ini dapat menyebabkan rasa lelah, dan tubuh dapat mengkompensasi kekurangan oksigen dengan menguap,” kata dia seperti dikutip pada Minggu.
Selain menguap, terkadang orang yang berpuasa juga mengalami perut yang keroncongan. Adi menuturkan kondisi ini disebabkan pergerakan gas dan cairan di sistem pencernaan.
Saat berpuasa, perut dapat terus memproduksi cairan pencernaan. Tetapi karena tidak ada makanan untuk dicerna, perut dapat mengosongkan cairan ini dengan sendirinya.
Hal ini, sambung Raghda, dapat menyebabkan dinding lambung dan usus berkontraksi dan menghasilkan suara yang bahkan dapat didengar oleh orang lain atau kerap dikatakan sebagai perut keroncongan.
Menurut dia, bagi sebagian orang, puasa bisa menjadi pengalaman yang menegangkan. Stres bisa menyebabkan tubuh memproduksi kortisol, hormon yang bisa meningkatkan frekuensi perut keroncongan.
Bukan semata menguap dan perut keroncongan, orang yang berpuasa juga mengeluhkan terkena sembelit dan sakit kepala terutama di awal-awal puasa.
Kepala departemen nutrisi di RAK Hospital Ruba Elhourani mengatakan sakit kepala terjadi karena kurangnya konsumsi cairan di siang hari, asupan kafein di malam hari, dan perubahan pola tidur.
"Ketika seseorang tidak teratur dalam jam tidur dan makannya, pada akhirnya akan mengalami rasa lelah dan penat sepanjang hari," jelas dia.
Menurut Elhourani, untuk mengatasi masalah ini, orang-orang bisa meningkatkan aktivitas dan asupan cairan sepanjang malam sambil menambahkan serat saat berbuka puas dan sahur.
"Untuk mengatasi sakit kepala, saya menambah cairan dan mengurangi kafein sambil menghindari lemak jenuh, gorengan, dan gula," kata dia.
Sementara itu pakar endokrinologi Hala Youssef Hamdy yang sering mengalami sakit kepala mencoba untuk tidur lebih lama dan meningkatkan asupan air.