Jakarta (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan bahwa Hasil Dialog Nasional tentang Air mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Dia mengatakan kegiatan peluncuran Hasil Dialog Nasional tentang Air tersebut merupakan "side event" dari rangkaian acara "2nd Stakeholder Consultation Meeting (SCM) World Water Forum 2024" di Bali.
"Acara ini bersinergi dengan '2nd Stakeholder Consultation Meeting (SCM) World Water Forum 2024' besok. Hasil Dialog Nasional ini selaras dengan tema umum World Water Forum Ke-10, yakni "Water for Shared Prosperity" dan dapat menjadi sumber inspirasi bagi seluruh peserta pertemuan. Selain itu, berkontribusi pada proses regional World Water Forum," katanya.
Dialog Nasional tentang Air di Indonesia merupakan hasil kemitraan yang kuat antara Kementerian PUPR, Kementerian PPN/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Asia Water Council, dan Organisation for Economic Co-operation and Development/Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
"Keterlibatan yang kuat dengan para pemangku kepentingan dari seluruh Indonesia dan luar negeri menjadikan Dialog Nasional tentang Air sebagai sebuah kesempatan untuk belajar dari berbagai pengalaman di tingkat internasional dan memastikan bahwa rekomendasi kebijakan sesuai dengan konteks dan mencerminkan kebutuhan Indonesia," kata Basuki.
Menurut Basuki, Dialog Nasional tentang Air menghasilkan wawasan yang berguna untuk pengelolaan air berkelanjutan di Indonesia, termasuk rekomendasi mengenai tarif dan biaya air guna membiayai investasi infrastruktur air dan pengelolaan air, Land Value Capture sebagai sumber pembiayaan air yang inovatif dan langkah-langkah nonstruktural untuk mengatasi permasalahan terkait pengurangan risiko bencana terkait air.
Sementara itu, Principal Administrator OECD Xavier Leflaive mengatakan bahwa terdapat tiga rekomendasi langkah nonstruktural untuk mengurangi risiko bencana yang berhubungan dengan air.
"Pertama adalah mengkoordinasikan semua institusi yang bertugas mengatasi bencana, kedua mempromosikan perencanaan penggunaan lahan yang berketahanan terhadap bencana, dan ketiga meningkatkan sistem perkiraan banjir," ujar Xavier.