Jambi (ANTARA Jambi) - Nelayan di pantai timur Provinsi Jambi kini menggalakan pengembangan perikanan dalam kawasan hutan atau wana mina, kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi Herman Rahim.

Ketika dihubungi di Jambi, Minggu, ia mengatakan, kepala daerah di kawasan pantai timur berupaya mempertahankan dan menjaga keutuhan hutan bakau, hal itu harus didukung masyarakat atau nelayan setempat.

Dengan mendorong warga dan nelayan di kawasan pantai timur mengembangkan kawasan wana mina seperti budidaya kepiting bakau sistem keramba akan membantu menjaga keutuhan tanaman laut itu dari aksi pencurian atau penebangan liar.

Pengembangan kepiting bakau sistem keramba dapat membantu nelayan menambah pendapatan, sekaligus menjaga kelestarian hutan tersebut dari kerusakan.

Ia menyebutkan, kepiting  yang hidup di kawasan hutan bakau merupakan potensi kekayaan laut Jambi yang belum tergali dan dimanfaatkan masyarakat di daerah itu.

Kepiting hutan bakau yang dapat dikembangkan melalui budidaya keramba, juga memiliki peluang besar untuk diusahakan dalam skala besar serta upaya membantu pencegahan penebangan hutan bakau di wilayah pantai.

Pola budidaya kepiting hutan bakau melalui keramba itu, dalam satu bulannya bisa dilakukan dua kali masa panen, dengan hasil yang cukup memuaskan.

Kepiting hutan bakau juga sering disebut kepiting kecil  yang hidup di pantai, dapat digemukan dan pertumbuhannya bisa mencapai 30 persen selama 15 hari, dan di pasaran harganya cukup tinggi, mencapai Rp50.000/Kg.

Dalam mengembangkan budidaya keramba kepiting laut,  pihaknya  bekerja sama dengan Dinas Kehutanan setempat, terutama dalam pembersihan parit atau alur yang akan dijadikan lahan budidaya keramba itu.

Provinsi Jambi memiliki luas wilayah perairan laut sekitar 44.496 Km2, sepanjang pantainya sebagian besar terdapat hutan bakau yang sangat potensial untuk mengembangkan kepiting hutan bakau.

(T.M037)

Pewarta:

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2012