Jambi (ANTARA Jambi) - Alih fungi lahan telah mengancam produktivitas pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi, untuk mengantisipasinya, daerah tersebut mengalokasikan dana Rp8,8 miliar untuk program peningkatan produktivitas pertanian.

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) Ahmad Mausul di Muarasabak, ibu kota Kabupaten Tanjabtim, Rabu, mengatakan, areal pertanian khususnya padi di daerah itu saat ini terancam alih fungsi lahan yang akan mengganggu produktivitas pertanian.

Pada 2011 luas areal tanaman padi yang beralih fungsi mencapai enam ribu hektare dari luas sekitar 31 ribu hektare berkurang menjadi 24 ribu hektare.

Alih fungsi lahan pertanian di Tanjabtim mulai marak sejak kurun waktu 10 tahun terakhir. Sejumlah petani di daerah itu memilih mengalih fungsikan areal pertanian menjadi kawasan perkebunan baik sawit maupun karet.

"Pada tahun ini alokasi anggaran untuk pertanian kembali ditingkatkan menjadi Rp8,8 miliar. Tujuan utamanya untuk menumbuhkembangkan kembali semangat petani dalam bercocok tanam padi," ujarnya.

Salah satu program utama yang gencar dilakukan Distan Tanjabtim adalah program gerakan tanam padi dua kali setahun, program itu serentak dibuka di tujuh kecamatan dengan total areal lebih dari tujuh ribu hektare.

Sementara program lain adalah peningkatan infrastruktur jalan pertanian berikut irigasinya untuk memudahkan petani saat akan mendistribusikan hasil panen dan pupuk.

"Program lain yang tak kalah penting adalah pengadaan pupuk berkualitas bagi petani serta anggaran untuk percetakan sawah baru dengan rata-rata minimal 200 hektare per tahun," ujarnya.

Rata-rata produkvitas padi Tanjabtim per tahun mencapai 150 ribu ton. Jumlah itu terus berkurang dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Predikat Tanjabtim sebagai lumbung padi di Jambi kedua juga menjadi terancam.
(T.KR-BS)

Pewarta:

Editor : Nurul


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2012