Jakarta (ANTARA Jambi) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhammad Nuh mengatakan, pemerintah akan habis-habisan atau "all out" untuk memberantas tawuran antarpelajar hingga tak akan terjadi lagi.

"Ini komitmen pemerintah untuk menghentikan kekerasan di kalangan pelajar dengan melakukan segala daya dan upaya yang diperlukan," kata M Nuh saat ditemui wartawan di Gedung Kemendikbud, Jakarta, pada Senin.

Sebelumnya, secara sengaja M Nuh mengajukan tiga opsi kepada Satgas Rekonsiliasi SMA 6 dan SMA 70 Jakarta pada rapat umum bersama di Gedung Kemendikbud pekan lalu.

"Saya ajukan agar tawuran kita perkuat, yang tadinya cuma pakai satu clurit jadikan dua. Semula korbannya hanya satu kita tambah lagi," kata M Nuh mengulangi perkataannya.

Namun, tidak ada satu pun pihak dari para guru, alumni dan tokoh masyarakat yang setuju sehingga Nuh menawarkan opsi kedua.

"Opsi kedua, kita biarkan saja tawuran ini. Kalau sedang ramai, diperhatikan dan kalau tidak ada, alhmadulillah. Ternyata ini juga tidak ada yang setuju," katanya.

Sedangkan opsi ketiga yang ditawarkan oleh Mendikbud adalah menghentikan tawuran dengan mengambil apa pun risiko dan berapa pun biayanya.

"Saya tawarkan untuk 'all out' serta 'stop tawuran all cost', dan ternyata semua pihak setuju," katanya.

Dengan keputusan dan komitmen bersama itu, M Nuh menyatakan dukungan penuh kepada kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tawuran yang mengakibatkan hilangnya nyawa dua pelajar sekolah menengah.

"Siapa pun yang perilakunya sudah melampaui batas, hukum harus ditegakkan. Tidak ada pemakluman, meskipun mereka anak-anak," katanya.

Namun, M Nuh menggarisbawahi bahwa hak-hak mereka sebagai anak akan tetap dipenuhi, seperti mendapatkan akses pendidikan, meskipun kelak ditahan di Lembaga Permasyarakatan.

"Termasuk alumni yang terbukti terlibat dalam provokasi terjadinya tawuran ini juga harus dihukum," tegasnya.(Ant)

Pewarta:

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2012