Jakarta (ANTARA Jambi) - Mantan Menteri Negara Otonomi Daerah Ryaas Rasyid mengatakan ruh dalam semangat pemberlakuan otonomi daerah untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan masyarakat di daerah telah hilang karena implementasi otonomi tanpa pengawasan yang maksimal.

"Saya sadari ketika mengusulkan otonomi daerah, ada satu asumsi saya yang salah, yaitu pemimpin yang dipilih oleh rakyatnya di daerah akan malu berbuat maksiat atau curang di daerahnya sendiri," katanya.

"Namun itu ternyata salah. Hal itu karena pengawasan yang kurang dijalankan," kata Ryaas dalam diskusi "Otonomi Daerah, Pilkada dan Tantangan dalam Membangun Pemerintahan yang Baik" di Jakarta, Selasa petang.

Ryaas menyadari asumsi mengenai pemimpin hasil produk otonomi itu akan malu berbuat maksiat atau curang di daerahnya sendiri tersebut, tidak sepenuhnya benar ketika ketamakan dan kekuasaan justru menggerogoti nurani pemimpin tersebut.

Setelah disahkannya Undang-Undang Otonomi Daerah, dari berbagai konsep gagasan otonomi, yang paling fundamental memberikan celah untuk terjadinya implikasi negatif otonomi adalah fungsi pengawasan yang sangat lemah dari pemerintah pusat.

"Dari berbagai konsep, fungsi pengawasan ini tidak dijalankan dan membuat masalah baru yang masif," ujarnya.   

Namun, terlepas dari dampak negatif pemberlakuan otonomi daerah, Ryaas mengingatkan resentralisasi atau kembali kepada sentralisasi yang semuanya bersumber dari pemerintah pusat bukanlah jalan yang baik.

Ryaas mengatakan korupsi pada era sentralisasi lebih masif dibanding era otonomi daerah.

Menurut dia, yang perlu dilakukan saat ini adalah membenahi fungsi pemerintahan daerah serta pengawasan yang maksimal dari tigkat pusat.

Ryaas menyoroti inefisiensi lembaga-lembaga negara dan daerah dalam menjalankan fungsi pengawasan.

"Saya pernah menyarankan untuk membentuk badan pengawasan dan audit, seperti badan khusus seperti BPKP yang langsung di bawah Presiden. Jadi di daerah lembaga ini dapat aktif, tapi ide ini tidak ditindaklanjuti di era Presiden Abdurrahman Wahid," ujar dia.(Ant)

Pewarta: Indra Arief Pribadi

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2013