Jakarta (ANTARA Jambi) - Peneliti senior Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Syahruddin Said mengatakan penerapan teknologi Inseminasi Buatan (IB) Sexing dapat menghasilkan bibit-bibit sapi yang unggul.

"Teknologi ini menghasilkan bibit unggulan untuk sapi lokal Indonesia," ujar Syahruddin dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Ada tiga jenis bibit yakni sponge, embrio jantan dan betina, serta pedet atau anak sapi. "Teknologi ini menggunakan sperma dari sapi unggulan yang sudah diteliti jenis kelaminnya, yang kemudian sperma yang sudah dibekukan itu, diinseminasikan pada sapi betina ketika masa subur," jelas dia.

Jika biasanya, sapi jantan hanya mampu membuahi satu sapi betina saat ejakulasi maka dengan teknologi ini bisa digunakan untuk 500 sapi betina.

Teknologi tersebut, lanjut dia, juga sudah bisa menentukan jenis kelamin dari anak sapi tersebut, baik jantan maupun betina.  "Perbadingan jenis kelamin dalam populasi di peternakan juga bisa diatur."

Dengan teknologi tersebut bisa menjawab permasalahan kekurangan pasokan daging di Tanah Air. "Impor tidak menyelesaikan masalah, yang terpenting bagaimana caranya untuk memperbanyak populasi sapi."

Ia menjelaskan, berdasarkan hasil hitung-hitungan PT KAR, perusahaan yang menerapkan teknologi IB Sexingmaka diperlukan waktu sekitar 16 tahun untuk swasembada daging.

PT KAR yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat, telah menerapkan teknologi IB Sexing sejak tiga tahun terakhir. Perusahaan itu fokus dalam pembibitan sapi lokal.

Menristek Gusti Muhammad Hatta mengatakan perusahaan itu perusahaan pembibitan sapi lokal pertama di Indonesia.(Ant)

Pewarta: Indriani

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2013