Jambi (ANTARA Jambi) - Caca buruk yang melanda wilayah Tanjung Jabung Barat, Jambi, selama beberapa pekan terakhir telah berdampak pada mulai meroketnya harga sayur mayur dan cabai merah di sejumlah pasar tradisional di daerah ini.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Rabu, cuaca yang tidak menentu menjadi alasan para pedagang di beberapa pasar tradisional di Kota Kuala Tungkal, ibukota Tanjung Jabung Barat (Tanjabar) untuk menaikan harga jual cabai.

Kenaikan harga komoditas pertanian jenis cabai di pasaran sudah terjadi sejak dua pekan terakhir.

"Harga cabai hampir setiap hari berubah. Naiknya pun bertahap, mulai dari Rp2.000 hingga Rp5.000 perkg," kata Yanto, pedagang di Pasar Parit I, Tungkal Ilir.

Puncaknya pada Jumat (17/1) harga cabai mencapai Rp70 ribu perkg.

Kenaikan harga cabai ini juga diakui Santi, pedagang sembako lainnya yang mengatakan, harga cabai sempat naik hingga Rp70 ribu perkg dalam tempo dua hari.

Begitu juga harga cabai rawit turut mengalami kenaikan. Cabai rawit sempat mencapai Rp70 ribu perkg, namun saat ini sudah turun menjadi Rp50 ribu perkg.

"Kami jual eceran, jadi kalau jual modal rugi. Perubahan harga cabai rawit hampir sama dengan cabai merah, dalam sehari bisa berubah," ujarnya.

Dua hari lalu harga cabai Rp45 ribu perkg, pada malam haru turun menjadi Rp40 ribu perkg, dan saat ini harganya Rp39 ribu perkg.

Agen sayur Pasar Tanggo Rajo, Mamak mengutarakan, kenaikan harga cabai terjadi karena cuaca buruk atau musim penghujan yang terjadi pada beberapa pekan terakhir.

Kenaikan harga bukan hanya terjadi pada satu komoditi saja tapi juga sayur mayor ikut naik, seperti kol, kacang buncis, timun, kacang panjang, daun sop, dan lain-lain

"Kalau untuk kenaikan harga sayur-mayur cukup lumayan merepotkan para ibu rumah tangga. Sebab kenaikan berkisar mulai dari Rp1.000 hingga Rp2.000,” kata Mamak.

Ketika ditanya, ia mengatakan, selama ini belum ada pihak Disperindag yang turun melakukan pendataan terkait kenaikan harga di Pasar Tanggo Rajo.

"Seingat saya sampai sekarang belum ada tim dari Disperindag yang turun mengecek atau mendata kenaikan harga cabai ini. Kalau kami hanya mengikuti pasaran, kalau modal naik, ya mau tak mau kami juga menaikan harga eceran daripada kami merugi," ujarnya.

Kepala Dinas Perdagangan dan Penindustrian Tanjabar Kosasih saat dikonfirmasi via telepon menjelaskan, melonjaknya harga cabai merah, cabai rawit dan sayuran ini dipengaruhi oleh faktor alam, seperti tingginya curah hujan, dan banjir di sejumlah wilayah. 

"Cabai dan sayur di daerah penghasil banyak yang gagal panen. Selain itu, jalur transportasi juga banyak yang terputus dan juga minimnya pasokan," ujarnya.

Ia mengakui tidak ada yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenaikan harga. Alasannya, cabai dan sayur adalah dijual bebas, berbeda dengan beras. Kalau beras putus, tinggal hubungi Bulog.(Ant)

Pewarta: Edison

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014