Pekanbaru (ANTARA Jambi) - Spesialis kandungan dari RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru, Provinsi Riau, dr Jhon Madi SpOG (K) mengisyaratkan kaum perempuan di daerah ini agar senantiasa rajin "papsmear" atau memeriksakan diri,  melakukan pengujian medis untuk mendeteksi secara dini ada tidaknya gangguan pada leher rahim atau kanker serviks.

"Papsmear harus diusahakan sebelum kanker serviks menyerang dalam skala stadium lanjut karena tidak lagi bisa diobati berkemungkinan besar mengakibatkan kematian," kata dr Jhon Madi SpOG (K) di Pekanbaru, Senin.

Ia mengatakan itu dalam dialog menyambut peringatan Hari Perempuan Internasional 8 Maret 2014,  tiga puluhan karyawan perempuan Hotel Ibis Pekanbaru dan sejumlah jurnalis perempuan di Kota Pekanbaru digelar, Grup Accor sebagai jaringan bisnis Internasional bidang perhotelan.

Menurut Jhon,  deteksi dini ini diperlukan karena penyakit kanker serviks tercatat sebagai jenis penyakit pembunuh nomor satu bagi perempuan di Indonesia.

Ia mengatakan, berdasarkan data Depkes RI bahwa selama setahun tercatat sebanyak 8000 wanita meninggal dunia akibat kanker serviks (kanker mulut rahim) atau 1 hari sebanyak 24 perempuan meninggal atau dalam satu menit seorang perempuan meninggal akibat kanker serviks.

"Kasus kematian ini muncul lebih akibat terlambatnya pemeriksaan dini bagi perempuan padahal serangan kanker serviks berasal dari virus  HPV (Human Papilloma Virus) ini akan muncul dalam jangka waktu panjang," katanya.

Kanker tidak akan bisa terjadi secara tiba-tiba, namun demikian kata Jhon bisa muncul pada dua atau tiga tahun kemudian yang digejalai dengan tanda-tanda munclnya keputihan.

Sedangkan gejalanya, kata Jhon antara lain perdarahan pada masa haid,  munculnya darah pada hubungan seksual, mengeluarkan aroma busuk karena adanya sel yang mati, dan nyeri saat hubungan seksual.

"Kalau pada tingkat stadium 3 dan 4 maka gejala akan makin parah yakni nyeri pada saat buang air kecil, neyeri dan kencing darah, bengkak di kaki, patah tulang karena virus HPV itu bisa menyebar ke tulang dan par-paru hingga usus," katanya.

Pengobatan dalam stadium tiga dan empat ini hanya bisa dilakukan dengan cara pembedahan, radiasi, dan penyinaran serta kemoterapi.

Namun demikian, katanya lagi selain melakukan papsmear sekali dalan setahun, maka perempuan sejak usia 15 tahun  diberikan vaksin HPV itu.

"Infeksi virus HPV adalah sebagai faktor resiko utama penyebab terjadinya kanker serviks. HPV adalah kumpulan lebih dari 100 virus yang berhubungan, yang dapat menginfeksi sel-sel pada permukaan kulit, ditularkan melalui kontak kulit seperti vaginal, anal, atau oral seks," katanya.

Ia menyebutkan, virus HPV berisiko rendah dapat menimbulkan penyakit kutil kelamin (genital ward) yang dapat sembuh dengan sendirinya dengan kekebalan tubuh.

Namun pada virus HPV berisiko tinggi, seperti tipe 16, 18, 31, 33 and 45, virus ini dapat mengubah permukaan sel-sel vagina menjadi tidak normal. Bila tidak segera diobati, infeksi Virus HPV ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan terbentuknya sel-sel pra kanker serviks.

"Melakukan hubungan seks tidak aman terutama pada usia muda atau memiliki banyak pasangan seks, memungkinkan terjadinya infeksi virus HPV," katanya.

Debbie Syandra personal Asistant to GM/Public Realtion, mengatakan, dalam rangka peringatan hari Perempuan Internasional Accor, jaringan hotel internasional  merayakan dalam wadah women at accor generation disamping presentasi kanker serviks, juga cooking class how to prepare healthy food,  dan yoga. (Ant)

Pewarta: Frislidia

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014