Jambi (ANTARA Jambi) - Sebanyak 2.800 warga di Kabupaten Batanghari, Jambi menderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) diduga akibat kabut asap yang melanda daerah itu sejak beberapa pekan terakhir.
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Lingkupan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari Hermina ketika dikonfirmasi, Kamis menjelaskan, jumlah penderita ISPA tersebut relatif normal.
"Jumlah penderita itu masih normal, namun ada sebagian diduga akibat kabut asap. Kabut asap di Batanghari cukup pekat namun belum terlalu berbahaya bagi masyarakat," katanya.
Berdasarkan data yang dilaporkan oleh setiap Puskesmas di wilayah Batanghari, penderita ISPA masih stabil tidak ada peningkatan, ujarnya.
Menurut dia, setiap minggu pihak Puskesmas memberikan laporan ke Dinas Kesehatan terkait jumlah penyakit yang dialami masyarakat, dan saat ini tren penyakit yang dialami masyarakat adalah ISPA.
Pihaknya, kata Hermina, selalu memberitahukan kepada setiap Puskesmas agar memantau dan memberikan penyuluhan kepada warga agar waspada dengan kabut asap yang masih menyelimuti wilayah Batanghari. "Jika warga sudah mulai mengalami sakit, segera berobat ke Puskesmas terdekat," katanya.
Selain itu, pihaknya saat ini juga terus memantau intensitas kadar cuaca, namun untuk mengukur kadar cuaca akibat kabut asap di Batanghari masih menunggu Dinas Kesehatan Provinsi Jambi.
"Kita tidak mempunyai alat ukur intensitas cuaca, yang punya Dinkes provinsi, tapi kita sudah koordinasi untuk segera melakukan pengukuran," ujarnya. Intensitas cuaca dikategorikan berbahaya jika jarak pandang hanya 30 meter, udara yang dihirup terasa sesak.
Namun di wilayah Batanghari jarak pandang masih normal yakni mencapai 1.000 meter, selain itu intensitas cuaca juga masih bagus.
Namun jika cuaca sudah membahayakan, Dinkes telah siap mengantisipasi dengan menyiapkan masker untuk dibagikan ke masyarakat.
Sementara itu, Sari, warga Muarabulian mengatakan, akibat kabut asap yang melanda Batanghari matanya jadi perih begitu juga pernapasan menjadi agak sesak.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Lingkupan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari Hermina ketika dikonfirmasi, Kamis menjelaskan, jumlah penderita ISPA tersebut relatif normal.
"Jumlah penderita itu masih normal, namun ada sebagian diduga akibat kabut asap. Kabut asap di Batanghari cukup pekat namun belum terlalu berbahaya bagi masyarakat," katanya.
Berdasarkan data yang dilaporkan oleh setiap Puskesmas di wilayah Batanghari, penderita ISPA masih stabil tidak ada peningkatan, ujarnya.
Menurut dia, setiap minggu pihak Puskesmas memberikan laporan ke Dinas Kesehatan terkait jumlah penyakit yang dialami masyarakat, dan saat ini tren penyakit yang dialami masyarakat adalah ISPA.
Pihaknya, kata Hermina, selalu memberitahukan kepada setiap Puskesmas agar memantau dan memberikan penyuluhan kepada warga agar waspada dengan kabut asap yang masih menyelimuti wilayah Batanghari. "Jika warga sudah mulai mengalami sakit, segera berobat ke Puskesmas terdekat," katanya.
Selain itu, pihaknya saat ini juga terus memantau intensitas kadar cuaca, namun untuk mengukur kadar cuaca akibat kabut asap di Batanghari masih menunggu Dinas Kesehatan Provinsi Jambi.
"Kita tidak mempunyai alat ukur intensitas cuaca, yang punya Dinkes provinsi, tapi kita sudah koordinasi untuk segera melakukan pengukuran," ujarnya. Intensitas cuaca dikategorikan berbahaya jika jarak pandang hanya 30 meter, udara yang dihirup terasa sesak.
Namun di wilayah Batanghari jarak pandang masih normal yakni mencapai 1.000 meter, selain itu intensitas cuaca juga masih bagus.
Namun jika cuaca sudah membahayakan, Dinkes telah siap mengantisipasi dengan menyiapkan masker untuk dibagikan ke masyarakat.
Sementara itu, Sari, warga Muarabulian mengatakan, akibat kabut asap yang melanda Batanghari matanya jadi perih begitu juga pernapasan menjadi agak sesak.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014