Jakarta (ANTARA Jambi) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar menyoroti banyaknya perempuan yang menjadi kurir narkoba di dalam negeri maupun luar negeri.

"Kasus yang terjadi kalau kita lihat di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), banyak perempuan yang terjerat kasus narkoba karena mereka menjadi kurir," kata Linda di sela Pergelaran Seni Budaya Antipenyalahgunaan Narkoba di Jakarta, Selasa.

Linda mengatakan banyaknya perempuan yang dimanfaatkan karena dilihat mempunyai kelemahan. "Mungkin dia (penjahat) juga paham, perempuan itu gampang terbujuk rayu," katanya.

Selain itu, menurut dia, pola hidup perempuan yang kebanyakan konsumtif memicu dorongan untuk melakukan tindak pidana, terutama tergabung dalam sindikat narkoba.

"Perempuan rentan terhadap hal-hal yang seperti ini, baik di dalam maupun luar negeri, bahkan sering kita temukan banyaknya yang terjerat hukum di negeri orang karena membawa narkoba," katanya.

Dia mengaku prihatin akan banyaknya perempuan yang terjerumus dalam tindak kejahatan narkoba. "Oleh karena itu, pemberdayaan perempuan ini sangat penting, sehingga dia mengerti sebetulnya dia (perempuan) dimanfaatkan," katanya.

Linda mengatakan meskipun penyalahgunaan narkoba laki-laki empat kali lebih banyak dibandingkan perempuan, permasalahan kejahatan transnasional tersebut tetap merupakan tanggung jawab bersama.

Menurut data Badan Narkotika Nasional, satu dari 28 orang laki-laki terkena narkoba, sementara perempuan satu dari 120 orang dan paling banyak di rentang umur 20-29 tahun.

Sementara itu, penyelah guna paling banyak ditemukan di kelompok anak jalanan dan pekerja yang tinggal di kost atau yang bekerja mengurus rumah kost, mencapai enam kali lipat.

"Peran dan keluarga ini merupakan peran sangat penting, apakah dia ibu, ayah atau kakak dan tentunya lingkungan sekitar," katanya.(Ant)

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014