Tulungagung (ANTARA Jambi) - Ribuan eksemplar tabloid merah berlabel "Obor Rakyat" yang ditengarai berisi "kampanye hitam" menyudutkan calon presiden Joko Widodo (Jokowi), beredar luas di sejumlah pondok pesantren dan lembaga keagamaan Islam di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Sinyalemen itu diungkapkan Sekretaris DPC PKB Tulungagung, Ahmad Syafii, Kamis, menyusul diterimanya lebih dari 50 eksemplar tabloid yang mencantumkan alamat redaksi di Jalan Pisangan Timur Raya IX, Jakarta Timur, tersebut selama dua pekan terakhir.
"Pondok pesantren saya sudah menerima tabloid ini dua kali untuk dua edisi berbeda. Edisi pertama bertajuk 'Capres Boneka' dan kedua berjudul 'PDIP Partai Salib'," kata Syafii sembari menunjukkan bukti tabloid yang dominan menggunakan warna merah pada font tulisan judul dan sebagian gambarnya tersebut.
Ia mengaku tidak tahu persis pelaku pengiriman tabloid yang berisi melulu pemberitaan negatif tentang Capres Jokowi dan lingkaran pihak yang terkait dengan mantan Wali Kota Solo, Jawa Tengah itu.
Namun, politisi PKB sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Daruttaibin di Kecamatan Campurdarat ini menengarai tabloid merah ini telah menyebar ke puluhan bahkan ratusan ponpes, masjid, lembaga pendidikan Islam maupun rumah-rumah penduduk se-Kabupaten Tulungagung.
Pengiriman tabloid seukuran koran tempo dan berisi 16 halaman itu dilakukan dengan menggunakan jasa ekspedisi swasta dan kantor pos, tanpa mencantumkan nama maupun alamat pengirim.
"Kami menduga gerakan kampanye hitam ini dilakukan oleh kelompok terorganisir dengan tujuan membuat pencitraan negatif tentang capres yang kami usung," ujar Syafii.
Tambah dia, PKB sangat menyayangkan munculnya tabloid tersebut, karena keseluruhannya berisi fitnah dan bernuansa SARA.
Penggunaan simbol-simbol agama dan pendiskreditan kelompok minoritas menurut Syafii, menunjukkan pelaku pembuatan tabloid merah tidak memiliki wawasan kebangsaan serta berpotensi memicu perpecahan antarkelompok masyarakat.
"Isinya tidak layak untuk dibaca. Kami sangat menyayangkan terbitnya tabloid ini," ujar dia.
Selain beredar di Tulungagung, tabloid yang sama informasinya juga menyebar di sejumlah daerah lain di Jawa Timur, termasuk Pulau Madura.
Pilpres pada 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, masing-masing, nomor urut satu Prabowo-Hatta Rajasa dan nomor urut dua Joko Widodo (Jokowi)- Jusuf Kalla. (Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014
Sinyalemen itu diungkapkan Sekretaris DPC PKB Tulungagung, Ahmad Syafii, Kamis, menyusul diterimanya lebih dari 50 eksemplar tabloid yang mencantumkan alamat redaksi di Jalan Pisangan Timur Raya IX, Jakarta Timur, tersebut selama dua pekan terakhir.
"Pondok pesantren saya sudah menerima tabloid ini dua kali untuk dua edisi berbeda. Edisi pertama bertajuk 'Capres Boneka' dan kedua berjudul 'PDIP Partai Salib'," kata Syafii sembari menunjukkan bukti tabloid yang dominan menggunakan warna merah pada font tulisan judul dan sebagian gambarnya tersebut.
Ia mengaku tidak tahu persis pelaku pengiriman tabloid yang berisi melulu pemberitaan negatif tentang Capres Jokowi dan lingkaran pihak yang terkait dengan mantan Wali Kota Solo, Jawa Tengah itu.
Namun, politisi PKB sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Daruttaibin di Kecamatan Campurdarat ini menengarai tabloid merah ini telah menyebar ke puluhan bahkan ratusan ponpes, masjid, lembaga pendidikan Islam maupun rumah-rumah penduduk se-Kabupaten Tulungagung.
Pengiriman tabloid seukuran koran tempo dan berisi 16 halaman itu dilakukan dengan menggunakan jasa ekspedisi swasta dan kantor pos, tanpa mencantumkan nama maupun alamat pengirim.
"Kami menduga gerakan kampanye hitam ini dilakukan oleh kelompok terorganisir dengan tujuan membuat pencitraan negatif tentang capres yang kami usung," ujar Syafii.
Tambah dia, PKB sangat menyayangkan munculnya tabloid tersebut, karena keseluruhannya berisi fitnah dan bernuansa SARA.
Penggunaan simbol-simbol agama dan pendiskreditan kelompok minoritas menurut Syafii, menunjukkan pelaku pembuatan tabloid merah tidak memiliki wawasan kebangsaan serta berpotensi memicu perpecahan antarkelompok masyarakat.
"Isinya tidak layak untuk dibaca. Kami sangat menyayangkan terbitnya tabloid ini," ujar dia.
Selain beredar di Tulungagung, tabloid yang sama informasinya juga menyebar di sejumlah daerah lain di Jawa Timur, termasuk Pulau Madura.
Pilpres pada 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, masing-masing, nomor urut satu Prabowo-Hatta Rajasa dan nomor urut dua Joko Widodo (Jokowi)- Jusuf Kalla. (Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014