Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar layanan KB serentak di seluruh Indonesia guna mempertahankan penduduk tumbuh seimbang dan mencegah lahirnya bayi stunting baru.
Mardalena menuturkan bahwa layanan KB di Provinsi Riau misalnya, telah dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota melalui Bulan Bhakti Kreativitas Penyuluh KB (PKB/Petugas Lapangan KB).
Pelayanan KB gratis diberikan mulai 22 Februari hingga 17 Maret 2023, dan digelar bersamaan dengan Gebyar Audit Kasus Stunting (AKS) yang dipusatkan di Kampung Keluarga Berkualitas Berkah Bersama di Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru.
BKKBN menargetkan untuk Riau bisa menjangkau pasangan usia subur. Dengan rincian target akseptor KB, yakni implan 1.752 orang, IUD 393 orang, Metode Operasi Wanita (MOW) 164 orang, Metode Operasi Pria (MOP) delapan orang, pil 3.516 orang, suntik 9.767 orang, dan kondom 3.036 orang.
“Dengan harapan semua keluarga ataupun pasangan usia subur yang belum ber-KB terutama kelompok sasaran kebutuhan yang tidak terpenuhi (unmet need), diharapkan bisa menggunakan salah satu alat kontrasepsi yang kita layani pada bulan bhakti tersebut dalam rangka meningkatkan mCPR, menurunkan unmet need dan percepatan penurunan stunting,” kata Mardalena.
Sementara di Gorontalo, BKKBN menggelar layanan KB dengan berkoordinasi bersama Organisasi Perangkat Daerah Keluarga Berencana (OPD-KB) dan rumah sakit yang ada di Provinsi Gorontalo.
Pelayanan KB MOW dan MOP akan terus dilakukan hingga tanggal 27 Februari 2023.
Lewat hasil koordinasi tersebut, pelayanan KB MOW di rumah sakit di tiga kabupaten masih berjalan. Namun, dalam pelaksanaannya, tindakan MOW di rumah sakit dilakukan saat tindakan Sectio Caesarea (operasi sesar). Sehingga, ketika masyarakat ingin melakukan klaim, tidak bisa diklaim pada dana BOKB Operasional, karena sepaket dengan operasi sesar.
Oleh karena itu, dilaksanakan koordinasi di rumah sakit di setiap kabupaten/kota terkait dengan Pengklaiman Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) untuk operasional pelayanan KB MOW khusus interval.
“Saya berharap dengan terlaksananya koordinasi ini dapat merealisasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) BOKB sesuai dengan target, sehingga capaian dari MOP dan MOW bisa melebihi target dan insya Allah, akan terus berkoordinasi dengan pihak pusat agar memperoleh dukungan,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Gorontalo Hartati Suleman.