Jambi (ANTARA Jambi) - Harga komoditas karet kualitas rendah di tingkat petani di Provinsi Jambi hingga kini masih rendah, yakni berkisar antara Rp4.000 hingga Rp5.000 per kilogram.

"Lesunya harga karet di tingkat petani itu telah terjadi sejak beberapa bulan lalu, dikarenakan dampak belum membaiknya ekonomi global," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi, Filda Deviami, di Jambi, Selasa.

Dia menjelaskan, penurunan harga karet itu juga merupakan pengaruh dari bursa perdagangan karet yang berpusat di Singapura.

Sebulan yang lalu, harga karet di Singapura tercatat Rp14.900 per kilogram, sedangkan pada Jumat pekan lalu harganya Rp14.700 per kilogram.

Filda Deviami menjelaskan jatuhnya harga karet di tingkat petani di Jambi berkisar antara Rp4.000--Rp5.000 per kilogram itu, dikarenakan kualitasnya rendah, karena karet dengan kualitas baik harganya bisa mencapai Rp8.000 per kilogram.

"Kami menyarankan petani dapat menggunakan pembeku yang direkomendasikan pemerintah, seperti dengan cuka asap, sehingga harganya bisa dijual Rp8.000 per kilogram karena kualitas karetnya baik, seperti yang dilakukan petani Muhajirin Kabupaten Muara Jambi," kata dia lagi.

Perkebunan karet di provinsi berjuluk "Sepucuk Jambi Sembilan Lurah" itu, seluas sekitar 588.043 hektare dengan produksi mencapai  312.925 ton.

Sementara itu, harga komoditas pinang juga terjadi penurunan sejak empat bulan lalu di tingkat petani di Provinsi Jambi, yakni  Rp12.000 per kilogram, sedangkan saat harganya baik bisa mencapai Rp27.000 per kilogram.

Sedangkan harga kelapa sawit berupa tandan buah segar (TBS) umur 10 tahun saat naik menjadi Rp1.637 per kilogram.

"Itu harga pinang kualitas baik, dan permintaan pembeli yang cukup banyak adalah pinang bulat," kata Filda Deviami pula. (Ant)

Pewarta: Azhari

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015