Muara Bulian, Batanghari (ANTARA) - Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Batanghari mencatat untuk saat ini harga karet di kalangan petani belum ada kenaikan atau di harga Rp5.000 hingga Rp6.000 per kilogram.
Untuk harga karet saat ini dinilai sangat memprihatinkan sebab perkebunan karet merupakan salah satu pertanian unggulan yang ada di wilayah Kabupaten Batanghari dan berdasarkan data di dinas terkait saat ini sisa lahan perkebunan karet di Kabupaten Batanghari hanya seluas 72.465 hektare per tahun 2022.
"Yang mana lahan tersebut berkurang menjadi 684 hektare dari tahun 2021, sedangkan untuk luas perkebunan karet di Kabupaten tersebut seluas 73.149 hektare, kata Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Batanghari Mara Mulia Pane di Muara Bulian.
Penurunan harga ini terjadi sejak beberapa tahun terakhir yang mana dirinya menilai harga karet sudah sangat tidak menjanjikan lagi seperti dulu dan bahkan akibat harga yang tidak stabil ini banyak para petani karet beralih untuk mencoba melakukan penanaman lainnya salah satunya perkebunan sawit.
Sementara itu, 684 hektare lahan perkebunan karet yang berkurang di 2022 kini dapat diketahui 584 hektare perkebunan karet diantaranya beralih menjadi perkebunan sawit.
"Ya benar, untuk sisanya 97 hektare beralih fungsi dan tiga hektare lahan perkebunan karet beralih menjadi perkebunan pinang," ujarnya.
Dengan melihat kondisi tersebut agar produksi karet dapat meningkat, pemerintah daerah dan pemerintah pusat terus berupaya mengusulkan masyarakat untuk mengajukan replanting atau peremajaan terhadap kebun karet nya yang sudah tua.