Jambi (ANTARA Jambi) - Provinsi Jambi mengupayakan penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 1,75 ton/ tahun, kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, Irmansyah, saat memperingati hari Bumi Sedunia di Jambi, Rabu.
Dia menjelaskan, target penurunan emisi gas rumah kaca hingga tahun 2030 yakni 55 mega ton. Dari target tersebut, sekitar 86 persen atau 47,3 mega ton berasal dari sumbangan sektor hutan dan lahan.
Dan dari komitemen itu, lanjutnya, diharapkan dapat berkontribusi terhadap upaya Indonesia untuk mencapai target penurunan gas rumah kaca sebesar 26 persen.
"Artinya dari target sebesar 55 mega ton itu, setiap tahun penurunannya emisi gas rumah kaca di Jambi minimal harus sebesar 1,75 ton," katanya.
Dia menjelaskan, upaya utama untuk penurunan gas rumah kaca sebesar itu yakni dengan menyelamatkan kawasan hutan dengan cara menahan laju deforestasi. Sebab hutan merupakan penyangga bumi.
"Jika kita ingin menyelamatkan bumi, marilah kita sama-sama menyelamatkan hutan lebih dulu, mudah-mudahan di tahun 2030 penurunan sebesar 55 mega ton dapat dicapai," kata Irmansyah.
Provinsi Jambi telah didaulat menjadi paru-paru dunia karena memiliki luas kawasan hutan tropis dengan berbagai keanekaragaman hayati mencapai 2,1 juta hektar.
Namun dari kawasan tersebut, dikatakan Irmansyah, laju deforestasi di Jambi terjadi sangat cepat, berdasarkan fakta yang ada, sekitar 44,31 persen atau 934 ribu hektar kawasan hutan telah berubah menjadi kawasan tidak berhutan atau kondisi kritis. Itu disebabkan oleh penebangan liar di hutan alam dan alih fungsi lahan serta kebakaran hutan dan lahan.
"Untuk menyikapi kondisi tersebut, Pemprov Jambi akan terus berupaya meningkatkan tutupan hutan. Kita akan mendorong peran masyarakat dan pihak swasta dengan cara kemitraan pembangunan hutan desa atau hutan tanaman rakyat," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Bidang Bina Hutan dan Konservasi Alam (BHKA) Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, Agus Rizal mengatakan, dari tahun ketahun jumlah tutupan hutan atau reboisasi hutan di Jambi sudah seluas 21,5 hektare.
"Dengan mengunakan dana APBD dari tahun 2010- 2015, jumlah tutupan mencapai 1.500 hektare. Sedangkan dana APBN yang dikelola BPDAS dari tahun 2010- 2015 sekitar 20 ribu hektar. Jadi total reboisasi hutan di Jambi seluas 21,5 ribu hektare," kata Agus.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015
Dia menjelaskan, target penurunan emisi gas rumah kaca hingga tahun 2030 yakni 55 mega ton. Dari target tersebut, sekitar 86 persen atau 47,3 mega ton berasal dari sumbangan sektor hutan dan lahan.
Dan dari komitemen itu, lanjutnya, diharapkan dapat berkontribusi terhadap upaya Indonesia untuk mencapai target penurunan gas rumah kaca sebesar 26 persen.
"Artinya dari target sebesar 55 mega ton itu, setiap tahun penurunannya emisi gas rumah kaca di Jambi minimal harus sebesar 1,75 ton," katanya.
Dia menjelaskan, upaya utama untuk penurunan gas rumah kaca sebesar itu yakni dengan menyelamatkan kawasan hutan dengan cara menahan laju deforestasi. Sebab hutan merupakan penyangga bumi.
"Jika kita ingin menyelamatkan bumi, marilah kita sama-sama menyelamatkan hutan lebih dulu, mudah-mudahan di tahun 2030 penurunan sebesar 55 mega ton dapat dicapai," kata Irmansyah.
Provinsi Jambi telah didaulat menjadi paru-paru dunia karena memiliki luas kawasan hutan tropis dengan berbagai keanekaragaman hayati mencapai 2,1 juta hektar.
Namun dari kawasan tersebut, dikatakan Irmansyah, laju deforestasi di Jambi terjadi sangat cepat, berdasarkan fakta yang ada, sekitar 44,31 persen atau 934 ribu hektar kawasan hutan telah berubah menjadi kawasan tidak berhutan atau kondisi kritis. Itu disebabkan oleh penebangan liar di hutan alam dan alih fungsi lahan serta kebakaran hutan dan lahan.
"Untuk menyikapi kondisi tersebut, Pemprov Jambi akan terus berupaya meningkatkan tutupan hutan. Kita akan mendorong peran masyarakat dan pihak swasta dengan cara kemitraan pembangunan hutan desa atau hutan tanaman rakyat," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Bidang Bina Hutan dan Konservasi Alam (BHKA) Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, Agus Rizal mengatakan, dari tahun ketahun jumlah tutupan hutan atau reboisasi hutan di Jambi sudah seluas 21,5 hektare.
"Dengan mengunakan dana APBD dari tahun 2010- 2015, jumlah tutupan mencapai 1.500 hektare. Sedangkan dana APBN yang dikelola BPDAS dari tahun 2010- 2015 sekitar 20 ribu hektar. Jadi total reboisasi hutan di Jambi seluas 21,5 ribu hektare," kata Agus.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015