Jambi (ANTARA Jambi) - Duta Besar Denmark untuk Indonesia, Casper Klynge, mengunjungi PT. Restorasi Ekosistem Indonesia (REKI) - Hutan Harapan (rain forest) Jambi, Senin hingga Rabu (29/4) kemarin dengan tujuan evaluasi serta kajian menyeluruh program RE di Hutan Harapan.

Asisten Komunikasi PT REKI - Hutan Harapan, Anderi Satya, ketika dikonfirmasi di Jambi, Kamis, menjelaskan, selain evaluasi serta kajian, Dubes Denmark juga juga berdiskusi bersama REKI guna mencari masukan untuk kemungkinan kelanjutan pendanaan terhadap proyek pemulihan hutan ini untuk menyelamatkan hutan dataran rendah yang tersisa di Jambi.

"Selama di Hutan Harapan, Dubes melakukan diskusi teknis dan program, kunjungan lapangan, ke permukiman Bathin Sembilan (suku pedalaman), melihat usaha hasil hutan bukan kayu hingga trekking hutan dan mencicipi buah-buahan hutan," kata Anderi.

Selain itu, lanjutnya, Dubes bersama pejabat daerah dan kepolisian juga melakukan penanaman pohon langka di area Hutan Harapan.  

"Dubes sangat senang dengan kunjungan ini dan diharapkan membuahkan hasil positif terhadap kelanjutan poyek penyelamatan dan perlindungan hutan di Jambi," katanya.

Hutan Harapan kata Anderi, sudah dikenal sebagai ikon Jambi dalam pemulihan hutan dan perlindungan ekosistem serta penyelamatan spesies langka. Proyek RE pertama ini merupakan peluang bagi Jambi dan Indonesia secara umum untuk mengangkat citra dalam penyelamatan dan perlindungan hutan.

Dia juga mengungkapkan, di hari pertama kunjungannya ke Jambi, Klynge beserta rombongan melakukan pertemuan khusus dengan Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus saat makan siang di ruang VIP bandara Sultan Thaha, Jambi.  

"Dalam pertemuan tersebut, gubernur berdialog dengan Dubes Denmark membahas peluang kerja sama secara umum dalam berbagai hal seperti pembangunan, ekonomi perdagangan, dan  lingkungan termasuk Hutan Harapan dan kemungkinan dukungan penguatan KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan). Selain itu, dalam pertemuan tersebut, gubernur juga menawarkan agar Ratu Denmark bisa berkunjung ke Jambi pada Oktober mendatang," kata Anderi menjelaskan.

Secara khusus, kata Anderi, keduanya juga membahas dukungan Denmark selama ini pada Hutan Harapan proyek Restorasi Ekosistem (RE) pertama di Indonesia yang berlokasi di Jambi dan Sumatera Selatan.

"Denmark sudah memberikan dukungan dana dan bantuan teknis pada proyek ini sejak 2010. Mereka menunjukkan komitmen  pada pemulihan Hutan Harapan dan kelestarian ekosistem yang mencakup hak kelola sosial bagi masyarakat di dalam dan sekitar hutan yang tergantung pada hasil hutan," kata Anderi menambahkan.

Seperti diketahui, Hutan Harapan adalah bekas kawasan pengusahaan hutan produksi yang kini sudah dialihkan kepada PT. REKI untuk dikelola dan dipulihkan kembali ekosistemnya (restorasi).  

Izin pengelolaan Hutan Harapan ini berdasarkan SK Menhut No 293/Menhut-II/2007 tanggal 28 Agustus 2007 mengenai IUPHHK Restorasi Ekosistem Hutan seluas 52.170 ha di Provinsi Sumatera Selatan serta SK Menhut No 327/Menhut-II/2010 tanggal 25 Mei 2010 mengenai IUPHHK Restorasi Ekosistem Hutan seluas 46.385 ha di Provinsi Jambi.

Hutan Harapan adalah hutan dataran rendah terakhir yang masih tersisa di Pulau Sumatera. Program restorasi Hutan Harapan merupakan inovasi pengelolaan hutan di Indonesia dan juga menjadi inspirasi di 19 negara di dunia.

Bila restorasi Hutan Harapan berhasil, maka Hutan Harapan akan menjadi model positif yang dapat dikembangkan dalam pengelolaan hutan alam di Indonesia dan dunia.

Selain itu, Keberhasilan restorasi Hutan Harapan juga dapat memperbaiki citra Indonesia di mata internasional, yang saat ini dikenal sebagai salah satu negeri dengan kehancuran hutan tercepat di dunia.

Hutan Harapan sudah menjadi tempat di mana suku asli bisa hidup damai di dalamnya dan memanfaatkan hasil hutan non-kayu, sambil tetap menjaga dan mempertahankan ekosistem Hutan Harapan.

Kehancuran Hutan Harapan berarti kehancuran kehidupan bagi penduduk asli yaitu, Suku Bathin Sembilan atau suku pedalamana, yang secara turun temurun hidup berpindah dan mencari penghidupan di dalam hutan.(Ant)



Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Dodi Saputra


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015