Jambi (ANTARA Jambi) - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek-Dikti) Muhammad Nasir melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Akademi Kebidanan (Akbid) Keluarga Bunda di Provinsi Jambi, Jumat.

Akbid Keluarga Bunda yang terletak di Kelurahan Talang Bakung Kota Jambi itu merupakan salah satu perguruan tinggi yang belum memenuhi syarat aturan dasar perguruan tinggi, seperti belum terpenuhinya dosen berpendidikan S2.

Dari 24 dosen yang mengajar di perguruan tinggi tersebut baru tiga orang dosen yang bergelar S2, selebihnya masih S1. Jumlah dosen S2 itu jauh dari yang disyaratkan yakni minimal enam orang dosen.

"Memang SDM-nya masih kurang, S2-nya baru tiga orang, harusnya enam orang. Kami dorong untuk segera mengambil S2, agar akademi ini lebih baik sehingga standar minimal terpenuhi. Kalau tidak mencapai standar berarti bisa masalah akreditasi, tapi katanya ini tadi masih sekolah," kata Nasir.

Kondisi ini menurut Nasir harus segera dibenahi oleh pihak Akbid Keluarga Bunda, jika tidak perguruan tinggi tersebut bakal bermasalah dengan akreditasi.

Sementara menurut aturan, perguruan tinggi yang tidak melakukan akreditasi setelah tahun 2012, maka Prodi tersebut tidak akan diperbolehkan mengeluarkan ijazah. Menristek-Dikti pun memberi teguran kepada pihak Akbid Keluarga Bunda untuk segera memenuhi syarat tersebut.
   
Disinggung apakah Akbid yang ditinjau menjadi lembaga yang melakukan jual beli ijazah sehingga dirinya turun langsung, Nasir mengatakan kunjungannya ke Akbid Keluarga Bunda hanya untuk mendorong agar pihak sekolah segera memenuhi persyaratan jumlah dosen yang bergelar S2.

"Kami hanya melihat pelayanan di kampus ini, dan ini nampaknya pelayanannya baik, hanya rasio mahasiswa dan dosen yang belum memenuhi syarat, masih kurang sekali, baru tiga item yang memenuhi syarat," katanya.

Nasir mengungkapkan, permasalahan sulitnya memenuhi standar dosen yang sudah S2 bukan hanya ditemukan di Jambi, akan tetapi menurutnya di tingkat nasional juga seperti itu.

"Semua akademi kebidanan dan keperawatan di Indonesia ini rata-rata kesulitan di S2-nya. Ini yang harus kita tingkatkan, ini tugas pemerintah kalau ada perguruan yang seperti ini kita dorong. Tapi kalau yang berbuat nakal itu yang harus kita penalti, kalau yang kurang perlu ditingkatkan SDM-nya," katanya menjelaskan.

Sementara itu, salah satu dosen Akbid Keluarga Bunda, Sarinah, mengakui bahwa jumlah tenaga pengajar dosen S2 saat ini masih kurang, hanya berjumlah tiga orang.

Namun pihaknya telah berusaha untuk memenuhi persyaratan tersebut, dan beberapa dosen telah mengambil studi S2 di beberapa perguruan tinggi di Sumatera Barat dan di Pulau Jawa.

"Mudah-mudahan tahun ini sudah melebihi dari harapan Pak Menteri," kata Sarinah.

Akbid Keluarga Bunda memiliki 400 mahasiswa, sedangkan jumlah dosen sebanyak 24 orang. Dihadapan Menteri, Sarinah mengatakan kampus Akbid sudah mendapat akreditasi C pada tahun 2012. (Ant)

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015