Jambi (ANTARA Jambi) - Produksi ikan petani keramba apung di Desa Sungai Duren, Kabupaten Muarojambi, Jambi, menurun karena air Sungai Batanghari mulai surut.

Kepala Bidang Perikanan Budi Daya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jambi Temawisman, Rabu, mengatakan surutnya air Sungai Batanghari karena Jambi memasuki musim kemarau. Kondisi surutnya sungai tentu berdampak bagi petani keramba apung.

"Beberapa hari lalu kami turun langsung ke Desa Sungai Duren, di sana kami melihat keramba ikan petani kondisi cukup menyedihkan, airnya sangat sedikit, bahkan pasir dasar sungainya sudah kelihatan," kata Temawisman.

Mendapati kondisi tersebut, pihaknya menghimbau petani setempat agar segera memanen ikan yang sudah layak untuk dikonsumsi. Sebab jika dibiarkan ikan-ikan dikhawatirkan akan mati

Dia menjelaskan, dengan kondisi air yang sedikit itu dapat menyebabkan ikan menjadi saling tumpuk dan berkurangnya jumlah oksigen. Di samping itu air juga menjadi panas dan ikan pun menjadi lemah dan bisa mati.

"Dengan sedikitnya jumlah air yang tidak sesuai dengan jumlah ikan di keramba, juga dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan-ikan budi daya," katanya.

Petani juga diminta untuk tidak mengisi bibit dulu setelah panen, dan tidak memasukan ikan yang belum siap panen ke keramba dengan jumlah banyak.

"Keramba yang isinya padat kita anjurkan dikurangi, supaya tidak terjadi penumpukan. Kalau dipaksakan risikonya ikan mati dan pertumbuhan ikan pun lambat," katanya menjelaskan.

Akibat kondisi tersebut, produksi ikan petani keramba apung di wilayah itu mengalami penurunan sekitar 30 persen. Biasanya 6.700 unit keramba apung yang ada di desa itu mampu menghasilkan produksi ikan nila dan patin rata-rata 8-12 ton per hari. (Ant)

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015