Jambi (ANTARA Jambi) - Sejumlah wisatawan mancanegara mengunjungi anjungan Sanggar Incung di arena Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK) di kawasan objek wisata alam Danau Kerinci, Provinsi Jambi.
"Pagi ini sejumlahwisman asal Belanda dan Belgia mengunjungi anjungan Sanggar Incung dan mereka
menyatakan tertarik untuk mempelajari aksara Incung," kata budayawan Jambi Budhi Vrihaspathi Jauhari yang dihubungi dari Jambi, Senin.
Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK) yang dibuka sejak 30 Juli 2015 itu, menurut Budi telah dikunjungi ribuan orang, termasuk wisman dari sejumlah negara.
Para pengunjung, termasuk wisman Budi menjelaskan mereka antusias ingin mempelajari aksara Incung yang pernah tumbuh dan berkembang di Tanah Kerinci sejak dahulu kala.
"Aksara Incung merupakan aksara tulisan yang digunakan masyarakat suku Kerinci sebelum datangnya tulisan Arab dan Melayu atau sebelum masuknya pengaruh Islam ke daerah ini," kata dia.
Dipihak lain, Ia menjelaskan FMPDK itu sendiri adalah kegiatan pelestarian alam dan budaya, dan juga berdampak untuk menumbuhkan ekonomi kerakyatan, khususnya masyarakat Kerinci dan Kota Sungai
Penuh.
"FMPDK itu ajang nasional, kita berharap pelaksanaan kedepan lebih baik lagi. Kita juga mengkritisi pemerintah terutama panitia pelaksana yang tidak melibatkan unsur budayawan dalam kegiatan festival ini," kata Budi VJ yang juga pembina Sanggar Incung itu.
Seharusnya, kata dia, pemerintah terutama instansi terkait lebih aktif mensosialisasikan atau mempromisi kegiatan festival tidak hanya di Kerinci dan Kota Sungai Penuh, tapi kabupaten/kota lainnya di luar Jambi.
"Promosi yang dilakukan di kabupaten terdekat tidak dilakukan, apalagi luar provinsi. Padahal festival Kerinci itu merupakan agenda pariwisata berskala nasional yang memungkinkan mendatangkan lebih banyak wisatawan ke Kerinci," kata Budi menjelaskan. (Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015
"Pagi ini sejumlahwisman asal Belanda dan Belgia mengunjungi anjungan Sanggar Incung dan mereka
menyatakan tertarik untuk mempelajari aksara Incung," kata budayawan Jambi Budhi Vrihaspathi Jauhari yang dihubungi dari Jambi, Senin.
Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK) yang dibuka sejak 30 Juli 2015 itu, menurut Budi telah dikunjungi ribuan orang, termasuk wisman dari sejumlah negara.
Para pengunjung, termasuk wisman Budi menjelaskan mereka antusias ingin mempelajari aksara Incung yang pernah tumbuh dan berkembang di Tanah Kerinci sejak dahulu kala.
"Aksara Incung merupakan aksara tulisan yang digunakan masyarakat suku Kerinci sebelum datangnya tulisan Arab dan Melayu atau sebelum masuknya pengaruh Islam ke daerah ini," kata dia.
Dipihak lain, Ia menjelaskan FMPDK itu sendiri adalah kegiatan pelestarian alam dan budaya, dan juga berdampak untuk menumbuhkan ekonomi kerakyatan, khususnya masyarakat Kerinci dan Kota Sungai
Penuh.
"FMPDK itu ajang nasional, kita berharap pelaksanaan kedepan lebih baik lagi. Kita juga mengkritisi pemerintah terutama panitia pelaksana yang tidak melibatkan unsur budayawan dalam kegiatan festival ini," kata Budi VJ yang juga pembina Sanggar Incung itu.
Seharusnya, kata dia, pemerintah terutama instansi terkait lebih aktif mensosialisasikan atau mempromisi kegiatan festival tidak hanya di Kerinci dan Kota Sungai Penuh, tapi kabupaten/kota lainnya di luar Jambi.
"Promosi yang dilakukan di kabupaten terdekat tidak dilakukan, apalagi luar provinsi. Padahal festival Kerinci itu merupakan agenda pariwisata berskala nasional yang memungkinkan mendatangkan lebih banyak wisatawan ke Kerinci," kata Budi menjelaskan. (Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015