Jambi (ANTARA Jambi) - Kepala Dinas Periwisata dan Budaya Provinsi Jambi, Edi Erizon mengatakan, 'geopark' atau taman bumi Merangin di Provinsi Jambi sedang berbenah dalam upaya meraih pengakuan internasional sebagai warisan dunia.

"Sebenarnya kita sudah pernah dinilai Unesco untuk mendapatkan pengakuan warisan dunia, tapi masih ada beberapa hal yang belum kita penuhi secara administrasi, dan sekarang kita sedang berbenah," kata Edi Erizon di Jambi, Sabtu.

Pemprov Jambi dan Pemkab Merangin kata Edi sedang bekerjasama dengan Badan Geologi dalam pembuatan dosir atau dokomen 'geopark' tersebut untuk diusulkan kembali ke Unesco.

Menurutnya, jika semua persyaratan yang diajukan nantinua terutama pengusulan dosir diterima Unesco, maka 'geopark' dipastikan menjadi 'geopark Internasional'.

"Mudah-mudahan ini tercapai, penilaian ini tiga tahun sekali, kemungkinan tahun 2018 kalau semua terpenuhi 'geopark' Merangin bisa menjadi 'geopark' Internasional'," ujarnya.

Di samping itu, tahun 2016 mendatang kata Edi, Pemprov Jambi juga dipastikan mendapat kucuran dana segar dari pemerintah pusat sebagai upaya menunjang destinasi wisata di Jambi dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus).

"InsyaAllah tahun 2016 pusat memberikan bantuan untuk melakukan kegiatan, seperti promosi destinasi wisata serta perbaikan infrastruktur wisata. Terutama di kawasan 'geopark' dan Candi Muarojambi," katanya.

Edi mengungkapkan, pengunjung di 'geopark' dan Candi Muarojambi terus membludak. Apalagi saat moment tertentu seperti lebaran dan hari libur lainnya.

"Kalau candi pengunjungnya luar biasa membludak, tapi pada moment tertentu terkadang tidak ada yang mencatat. Sedangkan pengunjung 'geopark' tahun ni sekitar 7.000 orang," katanya.

Infrastruktur menuju 'geopark' Merangin maupun destinasi wisata lain yang ada di Jambi, kata Edi sangat perlu pembenahan, itu juga upaya menarik minat wisatawan.

"Kebiasaan Darmawisata baik wisman maupun wisnus itu, mereka akan berkunjung apabila jarak tempuh antara satu destinasi dengan destinasi lainnya tidak terlalu jauh, misalnya 2-3 jam saja dan ditengah-tengah antara destinasi diperlukan 'rest area'. Tapi kita belum sampai sejauh itu karena keterbatasan anggaran," katanya menjelaskan.

Seperti diketahui, selain 'geopark' dan Candi Muarojambi, destinasi wisata alam dan sejarah di Jambi juga banyak yang belum termanfaatkan dengan baik.

Faktornya adalah ketidakmampuan pemerintah provinsi dan kabupaten menggelontorkan APBD khusus bidang kepariwisataan. Sebab pemerintah masih fokus membangun di bidang infrastuktur, kesehatan dan pendidikan.

Sebelumnya, 'geopark' merangin sudah masuk penilaian Unesco sebagai warisan dunia. Namun saat pengumumannya di Kanada 19 September 2014 lalu, Unesco menyatakan 'geopark' Merangin belum bisa masuk dalam jaringan 'Global Geopark Network' atau sebagai warisan dunia dan memberi waktu tiga tahun lagi bagi pemerintah setempat untuk melakukan pembenahan dan kembali mengusulkan syarat. (Ant)

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015